Istiqamah Itu Berat, Kisah DN Aidit Membuktikan Hidayah Allah Sangat Mahal

Kisah DN Aidit Membuktikan Hidayah Allah Sangat Mahal
Sumber :
  • Istimewa : Press release

Bogor, VIVA Bogor – Malam 30 September 1965, Jakarta seolah membeku. Suasana politik mencekam. Kabar penculikan dan pembunuhan para jenderal Angkatan Darat menyebar cepat. Rakyat dicekam ketakutan, tentara siaga penuh. Dari balik hiruk-pikuk tragedi itu, nama Dipa Nusantara Aidit mencuat sebagai otak pemberontakan.

Situs Ranggapati Bogor Kusam dan Terabaikan, Warganet Sorot Disparbud

Namun jarang orang bertanya: siapakah sebenarnya Aidit? Bagaimana mungkin seorang anak ulama yang lahir dari rahim pendidikan Islam, justru mengakhiri hidupnya sebagai tokoh komunis yang mati dalam kesetiaan pada ideologi palu arit?

Santri Kecil yang Cerdas

Ratu Boko, Jejak Keraton Megah di Punggung Bukit Menghadap Merapi

Nama aslinya Ahmad Aidit. Ia lahir di Belitung, dari ayah seorang ulama terkemuka yang mendirikan sekolah Muhammadiyah di sana. Sang ayah berasal dari Minangkabau, dikenal teguh dalam beragama.

Warga kampung masih mengingat Aidit kecil yang rajin mengaji, suaranya lantang saat adzan menggema tanpa pengeras suara. “Sorot matanya tajam, anak itu pintar sekali. Kalau dia baca Al-Qur’an, semua orang tertegun,” kenang seorang kerabatnya dalam arsip wawancara sejarah.

Pangeran Walangsungsang: Putra Prabu Siliwangi yang Jadi Cikal Bakal Kesultanan Cirebon

Ia kerap diminta tampil membacakan ayat suci di berbagai acara keagamaan. Aidit muda adalah simbol harapan keluarga dan kampungnya. Namun, perjalanan hidup kadang berbelok tajam. Semua berubah ketika Aidit remaja berangkat ke Jakarta.

Jalan Berliku: Dari Ahmad Menjadi Aidit

Halaman Selanjutnya
img_title