Cegah Keracunan, Guru di Bogor Cicipi MBG Sebelum Dibagikan ke Siswa
- Muhammad Aprian Romadhoni/Toni
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
- tvOne
“Karena ibu-ibu yang biasanya masak untuk 4 sampai 10 orang, belum tentu bisa langsung masak untuk 1.000 sampai 3.000 (siswa),” jelas Dadan dikitip Viva Bogor dari tvOne (Viva Digital Network), Senin 23 September 2025. Dadan mencontohkan kasus yang terjadi di Bengkulu. Program baru bernama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) masih dalam tahap awal operasional, sehingga pelaksanaannya belum sepenuhnya matang.
Sebagai solusi, Dadan menyarankan agar layanan SPPG diberikan secara bertahap, bukan langsung dalam skala besar. “Kalau ada 20 sekolah yang dilayani, sebaiknya hari pertama cukup 2 sekolah dulu. Dua hari kemudian bertambah jadi 4 sekolah, dan seterusnya. Itu lebih aman,” ujarnya.
Selain itu, Dadan menyinggung kasus serupa di Maluku Barat Daya, tepatnya di Babau. Program di wilayah tersebut sebenarnya sudah berjalan selama delapan bulan. Namun, keracunan tetap terjadi karena adanya perubahan informasi dan sistem penyajian baru.
“Makanya kami sarankan agar SPPG baru benar-benar dimulai secara bertahap, supaya lebih siap,” tambahnya.