MUI Sorot Trasi Pembangunan Gedung di Lingkungan Pesantren

Ilustrasi membangun bangunan/freepik
Sumber :
  • Freepik

“Saya orang pesantren, dari pesantren zaman dulu salaf. Yang bangun kombongan, kalau sekarang itu dormitory atau Asrama santri. Kalau dari zaman saya pesantren dulu, yang bangun itu santri,” ujar Marsudi saat hadir dalam program tvOne, dikutip Sabtu 4 Oktober 2025.

SDN Cisarua 01 Nanggung Terancam Ambruk, Guru dan Siswa Diliputi Ketakutan

“Itu dari zaman dulu begitu. Bahkan ketika mau bikin batanya, bata untuk bangun, ya kita roan. Roan itu kerja bakti. Kerja bakti itu ya kita bikin batanya sendiri, dibakar kemudian dibangun,” sambungnya.

Waketum MUI itu memaparkan, di masa lalu, asrama santri atau kombongan biasanya dibangun para santri sendiri berdasarkan kelompok asal daerah.

Icang Korban Penganiayaan di Acara Vespa di Gunung Putri Meninggal Dunia

“Misalnya kayak gini, santri dari Cilacap, ada 50 atau 100 orang, nanti akan membangun asrama kombongan itu, dinamakan santri Cilacap. Santri dari Kebumen, dari Purwokerto, atau dari kota mana, nanti nge-grup sendiri, bikin kombongan sendiri,” jelasnya.

Kebiasaan ini bahkan dilakukan sejak pembuatan material. Para santri membuat batu bata, membakarnya, hingga menyusunnya menjadi dinding dengan pengawasan orang-orang yang dianggap mampu di bidang bangunan.

Kabar Gembira Bagi Orangtua yang Anaknya Meninggal Dunia Terlebih Dahulu

“Kalau tenaga, ya, biasalah dilakukan tenaga dari santri. Dari zaman saya pesantren, bikin batanya, setelah jadi, kemudian kita pasang batanya dengan diawasi tentu oleh orang-orang yang dianggap mampu dan capable dalam konteks membangun,” ucap KH Marsudi.

Sebelumnya diberitakan, pakar konstruksi dari Teknik Sipil Institut Teknologi Sebelas Maret (ITS), Mudji Irawan, menilai pola keruntuhan Ponpes Al Khoziny menunjukkan adanya kegagalan konstruksi. Ia menyebut kerusakan bangunan tersebut terjadi menyeluruh, bukan parsial.

Halaman Selanjutnya
img_title