Tradisi Sawer Pengantin di Bogor Barat, Seru dan Sarat Makna Kehangatan Warga Desa

Tradisi nyawer di Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Sumber :
  • Aby Fajri MJ

Bogor, VIVA Bogor –Di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat di wilayah barat Kabupaten Bogor masih setia melestarikan tradisi turun-temurun yang penuh keceriaan: sawer pengantin atau dalam bahasa setempat disebut gaur panganten. Tradisi ini menjadi momen paling ditunggu di setiap pesta pernikahan.

Warga Mulai Rasakan Dampak Penutupan Tambang, Warung Sepi hingga Kuli Kehilangan Penghasilan

Saat prosesi berlangsung, pasangan pengantin menaburkan uang ke udara disertai beras dan kunyit, yang sontak disambut sorak tawa warga — mulai dari anak-anak hingga para ibu yang bersemangat ikut berebut rezeki.

“Acara sawer pengantin ini selalu ditunggu-tunggu warga. Seru sekali, apalagi kalau uangnya banyak, anak-anak langsung berlarian,” kata Erna (34), warga Kampung Rawa, Desa Gunung Bunder 2, Kecamatan Pamijahan, Minggu 5 Oktober 2025).

Masa Reses I Tahun Sidang 2025–2026, Dody Hikmawan Serap Aspirasi Warga Bogor Barat

Tak hanya seru, tradisi gaur panganten juga sarat nilai budaya dan doa. Menurut Aas, salah satu warga setempat, uang yang disawer biasanya dicampur dengan beras dan kunyit (koneng) sebagai simbol keberkahan, kesehatan, keselamatan, dan kemakmuran bagi kedua mempelai.

“Tradisi ini bukan sekadar hiburan, tapi bentuk rasa syukur dan doa agar rumah tangga pengantin baru diberi kebahagiaan dan rezeki yang melimpah,” ujarnya.

Gempa Bumi Kekuatan 2.8 Magnitudo Kembali Dirasakan Warga Pamijahan

Diiringi alunan tembang Sunda berisi nasihat rumah tangga, prosesi gaur panganten menjadi penutup manis dari setiap pesta pernikahan di Bogor Barat. Tradisi ini membuktikan bahwa di tengah kemajuan zaman, kearifan lokal masih hidup dan hangat di hati masyarakat pedesaan.