Growth Mindset Dalam Pandangan Islam : Sebuah Keseimbangan Dalam Perbaikan
- Yuni Retnowati
Bogor, VIVA Bogor – "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra’d: 11)
Islam mengajarkan bahwa perubahan dimulai dari dalam diri, bukan ditentukan oleh nasib semata. Ini adalah dasar dari growth mindset, kita bisa berkembang melalui usaha kita sendiri. Dalam Islam usaha dan kerja keras harus dilakukan. Allah berfieman, "Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya."
(QS. An-Najm: 39)
Tidak ada hasil tanpa usaha. Dalam Islam, usaha adalah bentuk ibadah. Growth mindset menekankan bahwa kegigihan akan membawa hasil, bukan semata-mata bakat atau takdir. Kegagalan Bukan Akhir, Tapi Jalan Menuju Perbaikan. Kita melihat dalam sejarah bagaimana Nabi Muhammad ﷺ mengalami banyak tantangan dan penolakan saat menyebarkan Islam. Tapi beliau tetap sabar dan terus berusaha. Dalam Islam, kegagalan bukan aib, melainkan proses pembelajaran. Taubat dan refleksi diri adalah bagian dari pertumbuhan.
Agar usaha kita diiringi ilmu, maka Islam mewajibkan menuntut ilmu. "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah). Growth mindset butuh kemauan belajar terus-menerus. Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayat, dari lahir hingga wafat. Ilmu akan membimbing kita menuju amal yang baik (ahsanu amalan). Sebagaimana dalam surat Al Mulk ayat 2, Allah berfirman, "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".
Dalam Islam, niat dan amal selalu dihitung. "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat." (HR. Bukhari dan Muslim). Orang yang memiliki growth mindset selalu berniat untuk berkembang dan berusaha memperbaiki diri. Dalam Islam, bahkan niat baik saja sudah dihitung pahala, apalagi jika disertai dengan usaha nyata.
Dapat disimpulkan Islam adalah agama pertumbuhan dan Islam sangat mendorong paradigma growth mindset. Dalam proses perbaikan, setiap muslim dianjurkan untuk terus belajar, tidak menyerah, berusaha maksimal, refleksi dan memperbaiki diri, dan tawakkal kepada Allah setelah berusaha.