Mindfulness dalam Pandangan Islam: Hadir Penuh dengan Hati dan Dzikir
- ilustrasi : Pexels
Bogor, VIVA Bogor – Belakangan istilah mindfulness semakin populer, terutama di kalangan generasi muda yang ingin hidup lebih tenang dan fokus. Mindfulness sering diartikan sebagai kemampuan menghadirkan diri secara penuh pada momen sekarang, tanpa larut pada masa lalu atau cemas berlebihan akan masa depan.
Namun, tahukah Anda bahwa konsep serupa ternyata sudah diajarkan dalam Islam sejak lama? Dalam ajaran Islam, mindfulness bisa dipahami sebagai kesadaran penuh (murāqabah) kepada Allah SWT, yakni hadirnya hati, pikiran, dan jiwa dalam setiap amal.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis tentang ihsan: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini mengajarkan bahwa seorang muslim seyogianya menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan kehadiran hati, bukan sekadar rutinitas.
Praktik mindfulness dalam Islam bisa ditemui dalam shalat khusyuk, berdzikir dengan hati yang hadir, membaca Al-Qur’an dengan tadabbur, hingga menjaga adab sehari-hari. Bahkan, makan dengan perlahan sambil mengingat nikmat Allah pun menjadi bagian dari kesadaran spiritual.
Psikolog Muslim juga menyebutkan bahwa mindfulness ala Islam membantu mengurangi stres, meningkatkan syukur, dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta. Jadi, bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan mental, tetapi juga menguatkan iman. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, mindfulness menurut Islam menjadi pengingat agar manusia tidak sekadar “ada” secara fisik, tetapi juga “hadir” dengan hati, dzikir, dan kesadaran kepada Allah. Wallaahu'alam.