Hukum Mendoakan Orang Lain, Jordi Amat Doakan Tom Haye
- Freepik
Bogor –Perbuatan mendoakan orang lain, terutama kepada sesama Muslim adalah sunnah yang jarang dilakukan. Bahkan, lebih bagus lagi mendoakan tanpa sepengetahuan orang lain itu.
Untuk mendoakan orang lain tentu butuh keimanan kuat dan hati tulus, serta ikhlas. Sebab, sifat dasar manusia memikirkan kepentingan dirinya sendiri saja. Setelah kebutuhan manusia terpenuhi, baru memperhatikan orang lain.
Para sahabat radhiyallahu ‘anhum sebagai generasi terbaik umat ini memiliki keimanan yang jujur dan ikhlas. Salah satu riwayat dari mereka menerapkan sunnah ini ada di riwayat dari sahabat Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu. Istri beliau, Ummu Darda’ menceritakan,
كان لأبي الدرداء ستون وثلاث مئة خليل في الله يدعو لهم في الصلاة، فقلت له في ذلك، فقال : إنه ليس رجل يدعو لأخيه في الغيب إلا وكل الله به ملكين يقولان : « ولك بمثل » أفلا أرغب أن تدعو لي الملائكة
‘Dahulu Abu Darda’ memiliki sekitar 300 orang sahabat (pertemanan di dalam ketaatan). Di dalam shalatnya, Abu Darda’ seringkali mendoakan mereka. Aku pun berkata kepadanya tentang apa yang dia lakukan.’
Maka dia pun berkata, ‘Sesungguhnya tidaklah seseorang mendoakan bagi saudaranya tanpa sepengetahuanya, kecuali Allah mengutus denganya dua malaikat, yang keduanya akan mengatakan, ‘Begitu juga denganmu.’ Apakah aku tidak boleh mendambakan malaikat mendoakanku?’” (Siyar A’lamin Nubala’, 2: 351)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,