SDN Cogreg 02 Parung Terendam Banjir, Ratusan Siswa Terpaksa Belajar Daring
Camat Parung, Adhi Nugraha, langsung turun ke lokasi dan meninjau kondisi sekolah yang tergenang. Dari hasil pantauannya, terdapat sejumlah faktor utama penyebab terjadinya banjir.
“Pertama, posisi sekolah lebih rendah dari jalan. Kedua, kurangnya sumur resapan. Dan yang paling krusial, tidak ada saluran drainase di sepanjang Jalan Raya Cogreg,” jelasnya.
Menurut Adh Nugrah, pihaknya telah mengarahkan kepada sekolah untuk menambah sumur resapan sebagai langkah sementara. Namun, Camat Parung menegaskan bahwa persoalan ini perlu penanganan yang lebih luas.
“Melalui Musrenbang, kami sudah mengajukan pembangunan drainase di Jalan Cogreg sepanjang 700 meter. Kami harap pengajuan ini bisa segera dapat terealisasi,” tukasnya.
Situasi ini tentu merugikan siswa. Selain kehilangan momen belajar tatap muka, banyak siswa menghadapi keterbatasan akses untuk belajar daring. Sejumlah orang tua murid berharap pemerintah bisa bergerak cepat.
“Anak saya belajar pakai HP saya, tapi saya juga kerja. Kalau bisa pemerintah bantu perbaiki sekolahnya dan saluran airnya,” ujar salah satu wali murid.
Kasus banjir di SDN Cogreg 02 Parung memperlihatkan betapa sangat penting keberadaan drainase untuk menjamin keberlangsungan layanan pendidikan. Jika tidak ada langkah nyata, bukan tidak mungkin sekolah ini akan kembali tergenang saat hujan kembali datang.*