Traveling Sejak Kecil Bikin Anak Lebih Tangguh, Fleksibel, dan Berprestasi
- istimewa : Muhammed Hanefi / Pexels
Bogor, VIVA Bogor – Banyak orang tua menganggap traveling bersama anak hanyalah hiburan semata. Padahal, riset psikologi perkembangan menunjukkan bahwa jalan-jalan sejak dini bisa menjadi investasi berharga bagi masa depan anak.
Menurut studi dari The Travel Psychologist (2020), pengalaman menjelajah tempat baru memberikan stimulasi sensorik luar biasa, baik dari suara, pemandangan, hingga interaksi dengan budaya yang berbeda. Hal ini mampu mempercepat perkembangan otak anak.
Hasil penelitian lain (Pollet et al., 2020; Family Travel & Well-being, 2019) juga menegaskan bahwa traveling sejak kecil membuat anak:
- Lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan baru
- Lebih percaya diri dan mudah bersosialisasi
- Punya kemampuan kognitif serta prestasi akademis lebih tinggi
Bahkan survei internasional (Boundless Life, 2023) menyebutkan, anak yang terbiasa traveling sejak kecil punya potensi pencapaian pendidikan lebih tinggi dan peluang penghasilan lebih baik saat dewasa.
Namun ada catatan penting: traveling harus tetap aman, menyenangkan, dan tidak mengurangi rasa bonding anak dengan orang tua. Jika justru menimbulkan rasa cemas, hasilnya bisa berbalik negatif.
Di Indonesia, konsep traveling sejak kecil juga bisa diterapkan dalam bentuk merantau untuk belajar, seperti anak muda yang memilih petualangan menimba ilmu di pesantren, boarding school, hingga pertukaran pelajar. Semua ini bisa menjadi bagian dari “perjalanan hidup” yang membentuk ketangguhan, fleksibilitas, sekaligus prestasi anak di masa depan.