Sejarah Gunung Salak: Antara Legenda, Mistis, dan Jejak Peradaban Sunda
BOGOR – Gunung Salak menjulang di perbatasan Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, bukan hanya dikenal karena keindahan alam serta cerita mistisny. Gunung Salak juga menyimpan sejarah panjang yang melekat dalam kehidupan masyarakat Sunda.
Dengan ketinggian 2.211 meter di atas permukaan laut, gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Nama “Salak” sendiri bukan berasal dari buah salak, melainkan diyakini berasal dari bahasa Sanskerta “Salaka” yang berarti perak.
Hal ini merujuk pada kilauan puncaknya yang tampak bercahaya dari kejauhan. Sejak masa Kerajaan Sunda, Gunung Salak dipercaya sebagai tempat sakral.
Banyak tokoh spiritual, pendeta, maupun raja pada masa lalu yang melakukan tapa brata atau semedi di gunung ini untuk mencari kekuatan batin, Tak heran, hingga kini kawasan Gunung Salak kerap dijadikan lokasi ziarah dan ritual keagamaan.
Gunung Salak juga erat kaitannya dengan berbagai legenda Sunda, Salah satunya adalah kisah Prabu Siliwangi dan para pengikutnya yang diyakini pernah melakukan perjalanan spiritual di sekitar gunung tersebut. Beberapa petilasan dan situs peninggalan sejarah, seperti makam keramat dan batu bertulis, masih bisa ditemukan di lereng Gunung Salak.
Selain nilai sejarah dan budaya, Gunung Salak juga tercatat dalam sejumlah peristiwa penting modern, Beberapa kali gunung ini menjadi lokasi jatuhnya pesawat, termasuk tragedi Sukhoi Superjet 100 pada 2012 yang menewaskan 45 orang, Peristiwa itu menambah daftar panjang mitos bahwa Gunung Salak adalah kawasan angker dan penuh misteri.
“Gunung Salak bukan hanya bentang alam, tetapi bagian dari sejarah panjang masyarakat Sunda. Di balik mistisnya, tersimpan nilai budaya dan spiritual yang harus dilestarikan,” ujar seorang budayawan Bogor.