Anggaran Minim, Irigasi di Bogor Barat Terancam Sawah Mengering hingga Enam Tahun
Bogor, VIVA Bogor — Alokasi anggaran untuk kegiatan perbaikan dan rehabilitasi saluran irigasi di Kabupaten Bogor dinilai masih minim. Kondisi ini berdampak serius terhadap keberlangsungan sektor pertanian, terutama di wilayah Bogor Barat yang hingga kini masih menghadapi persoalan sedimentasi dan kekeringan di sejumlah daerah.
Salah satu contoh nyata terjadi di wilayah kerja UPT Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah V Jasinga, yang tahun ini hanya memperoleh total anggaran sekitar Rp2,2 miliar dari beberapa kegiatan reguler. Jumlah tersebut dinilai jauh dari cukup untuk menangani berbagai persoalan irigasi yang ada.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurodin, menyatakan akan mendorong penambahan anggaran pada sektor Sumber Daya Air (SDA) dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2026.
“Agenda yang akan datang kami masuk pada pembahasan RAPBD tahun 2026. Ini akan menjadi agenda kami. Terima kasih masukannya, saya akan coba perjuangkan,” ujar Nurodin, yang akrab disapa Jaro Peloy.
Ia menjelaskan, sejak bencana alam pada awal tahun 2020 lalu, banyak saluran irigasi di wilayah Bogor Barat mengalami kerusakan dan sedimentasi berat, termasuk di kawasan Sodong, Cigudeg, Sukajaya, Nanggung, dan Jasinga.
“Memang betul, beberapa irigasi di Bogor Barat pasca bencana belum banyak mengalami pemulihan. Progresnya masih jauh dari harapan,” ungkapnya.
Menurut Nurodin, penanganan sektor irigasi harus menjadi prioritas, terutama karena berkaitan langsung dengan upaya menjaga ketahanan pangan.