Video Lawas Tasya Farasya Kembali Viral, Warganet Bahas Makna Pendendam

Tasya Farasya
Sumber :
  • instagram.com/tasyafarasya/

Bogor – Nama beauty influencer Tasya Farasya kembali menjadi perbincangan setelah muncul kabar mengenai rumah tangganya dengan Ahmad Assegaf. Di tengah isu tersebut, sebuah video lama yang sempat diunggah Tasya kembali viral di media sosial.

Profil Ala Alatas Ibunda Tasya Farasya yang Sukses Berbisnis Sejak Remaja, Yuk Simak!

Dalam potongan video itu, Tasya bercerita tentang dinamika hubungannya bersama sang suami. Dalam cuplikan tersebut, ia menyinggung soal kebiasaan Ahmad yang terkadang mengingat kembali kejadian-kejadian lama. Ahmad sempat membantah, namun kemudian mengakui bahwa dirinya memang tipe orang yang mudah mengingat detail peristiwa. Ia menyebut bahwa sifat itu lebih dekat pada sikap “memaafkan tapi tidak melupakan”.

 

Fakta Saat Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf Bertemu Sebagai Suami Istri

 

Dugaan Perceraian Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf Bikin Heboh Publik

Pernyataan itu kemudian ditafsirkan warganet sebagai bentuk “pendendam”, yang membuat potongan video tersebut ramai diperbincangkan. Sebagian publik memberikan simpati kepada Tasya, sementara yang lain menilai sikap mengingat masa lalu adalah hal yang bisa saja terjadi dalam hubungan, tergantung bagaimana pasangan menyikapinya.

Tasya dan Ahmad menikah pada 18 Februari 2018 dan telah dikaruniai dua anak. Selama ini, keduanya kerap tampil harmonis di media sosial. Meski kabar perceraian sempat mencuat, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari Tasya maupun Ahmad. Pihak pengadilan juga menegaskan tidak akan mengungkap detail isi gugatan mereka.

Apa Makna “Pendendam” dalam Hubungan?

Dalam psikologi, kecenderungan untuk mengingat kesalahan masa lalu biasanya berakar dari pengalaman emosional yang kuat. Bagi sebagian orang, mengingat kembali peristiwa lama bisa menjadi bentuk kewaspadaan, sementara bagi yang lain bisa memicu ketegangan baru.

Hubungan yang sehat biasanya ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah hingga tuntas, agar konflik serupa tidak berulang. Namun, setiap pasangan tentu memiliki cara berbeda dalam mengelola dinamika rumah tangga.

Apa yang dialami Tasya dan Ahmad sesungguhnya mencerminkan realitas yang dialami banyak pasangan. Perbedaan cara pandang, komunikasi, dan cara mengelola emosi adalah bagian dari perjalanan rumah tangga.

Kasus ini dapat menjadi pengingat bagi publik bahwa hubungan yang langgeng dibangun di atas komunikasi terbuka, empati, serta keikhlasan untuk menerima kekurangan satu sama lain. Apa pun jalan yang dipilih Tasya dan Ahmad nanti, kisah mereka bisa menjadi bahan refleksi bahwa setiap rumah tangga memiliki tantangan masing-masing.