Industri Kecantikan Lokal Dorong Inovasi Skincare dari Tanaman Asli Indonesia

Ilustrasi meracik cream kecantikan
Sumber :

Bogor – PT Nosè Herbal Indo (NHI), salah satu pelaku industri kecantikan di Indonesia, menunjukkan komitmennya dalam memanfaatkan bahan-bahan alami dari dalam negeri untuk pengembangan produk perawatan kulit.

Transisi Tanpa Korban: SP KEP Goodyear Indonesia Bahas Jalan Tengah Penghapusan Outsourcing

Langkah ini sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap pemanfaatan tanaman asli Indonesia sebagai bahan utama skincare. “Negara kita kaya akan sumber daya alam. Kami ingin memanfaatkannya untuk menciptakan formula yang cocok dengan kondisi kulit masyarakat tropis,” ungkap Aling, Direktur PT Nosè Herbal Indo dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu.

Salah satu bahan yang tengah dikembangkan oleh perusahaan adalah daun pegagan (Centella asiatica), yang dikenal memiliki manfaat mempercepat regenerasi kulit serta meredakan iritasi.

Melvina Husyanti: Perjalanan dari Rp 250 Ribu hingga Jadi Bos Skincare dan Saksi di Sidang Nikita Mirzani

Selain itu, perusahaan juga mengeksplorasi potensi tanaman lokal lainnya seperti bunga mawar, secang, kumis kucing, dan kayu manis. Tidak hanya fokus pada produk, NHI juga mendorong kerja sama dengan petani lokal sebagai pemasok bahan baku.

Langkah ini sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian. Selain kolaborasi dengan petani, NHI juga bekerja sama dengan sejumlah institusi riset dan akademik, seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Mulawarman.

Ole Romeny Diragukan Tampil Lawan Arab Saudi, Mauro Zijlstra Siap Jadi Andalan Timnas

Tujuannya adalah untuk memperkuat inovasi dan memastikan produk mereka tetap kompetitif di pasar global. Guru Besar UGM, dr. Arief Budiyanto, menyampaikan bahwa kerja sama ini membuka peluang besar dalam pemanfaatan teknologi modern, seperti nanoencapsulation dan green extraction.

Ia menekankan bahwa dengan menggabungkan kearifan lokal dan teknologi canggih, produk Indonesia berpotensi memenuhi standar internasional. Sementara itu, peneliti BRIN, Dr. Marissa Angelina, menambahkan bahwa pendekatan berbasis kearifan lokal ini akan memberikan manfaat nyata bagi konsumen. Ia berharap kolaborasi ini bisa menjadi nilai tambah yang dirasakan langsung oleh masyarakat.