Belajar dari Ukraina dan Rusia, TNI AD Ubah Persyaratan Penerimaan
- Freepik
Jakarta, Viva Bogor – Indonesia belajar dari perang Ukraina dengan Rusia. Pada perang antara Ukraina dan Rusia, merekrut tentara bayaran. Hal itu membuat nampak tidak siap dengan ancaman.
"Jadi, kami harus mempersiapkan karena ancaman bisa datang setiap saat. Meski sekarang kan enggak, tapi kita harus siap," tutur Wakil Panglima TNI Jenderal TNI, Tandyo Budi Revita.
Sementara, persyaratan baru terkait usia dan tinggi badan untuk menjadi calon prajurit Bintara dan Tamtama adalah seiring kebutuhan pasukan lebih banyak pada TNI AD.
"Tapi bukan berarti kami mengurangi kualitas, ya, karena kalau orang tinggi 'kan belum tentu lebih kuat dari yang pendek," ujar Jenderal Tandyo.
Lanjutnya, perubahan persyaratan itu dilakukan utamanya pada TNI AD lantaran saat ini Angkatan Darat cenderung lebih banyak dibangun, khususnya terkait Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP).
Perlu dipahami, pihak Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sendiri mengubah syarat usia maksimal menjadi 24 tahun dari 22 tahun serta tinggi badan minimal menjadi 158 cm dari 163 cm bagi calon prajurit Bintara dan Tamtama.
Adapun BTP merupakan satuan infanteri baru yang dibentuk TNI AD guna mendukung pembangunan nasional. Utamanya dalam program ketahanan pangan, di samping menjaga pertahanan negara.