Tafsir Al Ankabut 41 : Jangan Jadi Rumah Laba-Laba
- Yuni Retnowati
Bogor, VIVA Bogor – Surah Al-‘Ankabut (Surah ke-29 dalam Al-Qur’an) ayat ke-41 berikut ini mengandung makna yang mendalam jika kita kaji tafsirnya.
> مَثَلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْلِيَآءَ كَمَثَلِ ٱلْعَنكَبُوتِ ٱتَّخَذَتْ بَيْتًۭا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ ٱلْبُيُوتِ لَبَيْتُ ٱلْعَنكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ
Artinya:
Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui.
Dalam ayat ini, Allah membuat perumpamaan bahwa orang-orang yang bersandar kepada selain Allah (berhala, kekuatan dunia, kekuasaan, manusia, harta, dll.) itu bagaikan laba-laba yang membangun rumahnya sendiri — namun rumah itu sangat rapuh dan mudah hancur.
Makna simbolisnya adalah bahwa rumah laba-laba adalh simbol kelemahan. Laba-laba ibarat orang yang membuat sistem hidupnya sendiri tanpa sandaran kepada Allah. Tali-tali jaring laba-laba bagaikan ikatan-ikatan palsu (harapan pada selain Allah).
Jangan jadikan hidupmu penuh ketergantungan pada hal-hal rapuh seperti harta, jabatan, kekuasaan, cinta manusia, teknologi, dll — yang semuanya bisa hilang seketika. Jangan bangun hidup di atas dasar yang lemah, seperti spiritualitas palsu, akidah yang rusak, atau motivasi duniawi semata. Bersandarlah hanya pada Allah, karena hanya itu fondasi yang kuat dan tidak akan goyah.