Letting Go, Letting God : Sebuah Konsep Pemulihan Diri
- Yuni Retnowati
Bogor, VIVA Bogor – Manusia tempatnya segala keterbatasan. Bahkan usianya pun terbatas. Tidak selamanya ia tinggal di muka bumi. Dengan banyak keterbatasan itu, manusia harus menyadari ini sebagai cara untuk meminta kekuatan di luar dirinya.
Saat menghadapi masalah yang tak bisa kamu selesaikan sendiri, ketika kamu sudah berusaha keras tapi hasil tak sesuai harapan, saat kamu merasa penuh beban, lelah, dan butuh kelegaan hati, maka konsep letting go letting god penting diperhatikan.
Maknanya bisa sangat dalam dan relevan untuk semua orang yang sedang menghadapi ujian hidup, kehilangan, atau perjuangan batin. Letting go adalah melepaskan kendali. Letting God artinya membiarkan Tuhan yang mengatur dan memegang kendali.
Berhenti memaksa segala sesuatu sesuai keinginan kita. Kita harus belajar melepaskan kekhawatiran, ketakutan, penyesalan, atau rasa bersalah. Mengakui bahwa kita tidak selalu mampu mengendalikan hidup.
Menyerahkan urusan kepada Tuhan (Allah), yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Percaya bahwa Allah punya rencana yang lebih baik. Menempatkan iman di atas logika dan perasaan saat situasi sulit.
Meskipun ungkapan 'letting go letting god' ini bukan istilah dalam Islam, maknanya sangat dekat dengan konsep tawakal (توكل). Tawakkal dilakukan setelah usaha (ikhtiar) maksimal. Dalam QS. Ali Imran: 159, Allah berfirman, "…Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” Allah juga berfirman dalam QS. At-Talaq: 3, “…Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya)…”