Berserah Bukan Menyerah: Memahami Konsep Tawakal dalam Islam dengan Benar

Ilustrasi berserah kepada Allah adalah kekuatan, bukan kelemahan.
Sumber :
  • Pinterest

Bogor, VIVA Bogor – Banyak orang masih salah kaprah ketika mendengar kata tawakal. Ada yang menganggap tawakal sama dengan pasrah tanpa usaha, bahkan menyerah sebelum berjuang. Padahal, dalam ajaran Islam, tawakal justru merupakan puncak keyakinan seorang hamba setelah melakukan ikhtiar terbaik.

Ratu Boko, Jejak Keraton Megah di Punggung Bukit Menghadap Merapi

Tawakal adalah sikap berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah mengerahkan segala kemampuan. Rasulullah SAW pernah menegaskan hal ini dalam sebuah hadits yang masyhur.

Ketika seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah aku harus menambatkan untaku atau hanya bertawakal?” Beliau menjawab, “Ikatlah untamu lalu bertawakallah.” (HR. Tirmidzi).

Runtuhnya Pajajaran: Saat Pakuan Jatuh ke Tangan Kesultanan Banten

Artinya, Islam mengajarkan keseimbangan antara usaha dan doa. Berserah diri tanpa usaha hanyalah bentuk kemalasan, sedangkan usaha tanpa doa bisa melahirkan kesombongan.

Al-Qur’an pun menekankan hal ini. Allah SWT berfirman: “Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159).

Pangeran Walangsungsang: Putra Prabu Siliwangi yang Jadi Cikal Bakal Kesultanan Cirebon

Konsep tawakal juga menjadi obat hati bagi mereka yang sedang dilanda ujian hidup. Dengan tawakal, seseorang belajar menerima hasil dengan lapang dada, tanpa kehilangan semangat untuk terus berusaha.

Berserah berarti yakin bahwa Allah-lah penentu segalanya. Sedangkan menyerah berarti berhenti melangkah sebelum berjuang. Perbedaan keduanya inilah yang menjadi kunci agar seorang Muslim tetap optimis, kuat, dan berdaya dalam menghadapi kehidupan.

Halaman Selanjutnya
img_title