Mengapa Islam Harus Rahmatan Lil ‘Alamin?
- Ilustrasi
Bogor, VIVA Bogor – Di tengah dunia yang semakin beragam dan kompleks, Islam hadir bukan sebagai agama yang eksklusif, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam, rahmatan lil ‘alamin. Sebuah konsep luhur yang menjadi inti ajaran Islam dan misi kerasulan Nabi Muhammad ﷺ.
Islam: Rahmat bagi Semua Ciptaan. Makna rahmatan lil ‘alamin bersumber dari firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 107:
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةًۭ لِّلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)
Ayat ini menegaskan bahwa kehadiran Rasulullah ﷺ bukan hanya untuk umat Islam, melainkan untuk seluruh makhluk di muka bumi. Rahmat ini mencakup kasih sayang, keadilan, dan kemaslahatan universal.
Teladan Nabi dalam Menyebarkan Rahmat Rasulullah ﷺ mencontohkan bagaimana rahmat itu diwujudkan dalam kehidupan nyata. Beliau selalu memperlakukan siapa pun dengan lembut, penuh empati, dan tanpa dendam, bahkan kepada musuhnya.
Di dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).
Kisah ketika Rasulullah menaklukkan Makkah menjadi bukti nyata: tidak ada balas dendam, hanya ampunan dan kasih. Inilah Islam yang sejati bukan tentang kekuasaan, tetapi tentang kemanusiaan.
Menerjemahkan Rahmat di Era Modern Di era digital dan global seperti saat ini, umat Islam dituntut untuk menjadi duta rahmat dalam kehidupan nyata maupun dunia maya. Media sosial bisa menjadi sarana dakwah yang menyejukkan, bukan medan perdebatan.
Menjadi Muslim sejati bukan hanya tentang ibadah pribadi, tetapi juga tentang bagaimana kehadiran kita membawa manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar. Karena sejatinya, Islam bukan hanya agama bagi kaum Muslim, tetapi anugerah bagi seluruh alam semesta.