DLH Kabupaten Bogor Dorong Pesantren dan Sekolah Jadi Pelopor Pengurangan Sampah di Cisarua
Sementara itu, Ustadz H. Cecep dari Pondok Pesantren Darul Huda, Cilember, Cisarua, mengaku sudah menerapkan sistem pemilahan, tetapi masih kesulitan dalam mengelola sampah organik.
“Kami butuh pendampingan untuk pengelolaan sampah sisa makanan santri agar lebih efektif,” ujarnya.
Dari kalangan masyarakat, antusiasme juga tinggi. Asep, perwakilan Karang Taruna Lewimalang, Cisarua, tertarik mengembangkan budidaya maggot setelah mendengar pemaparan dari narasumber.
Sementara itu, Puji, Direktur Bank Sampah Nanas asal Desa Karang Tengah, Gunung Putri, membagikan kisah sukses pengelolaan bank sampah yang mampu memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
Salah satu narasumber, R. Mursid dari KSM Mitra Ruhay Sukaraja, menegaskan bahwa budidaya maggot bukan hanya menyelesaikan masalah sampah organik, tetapi juga berpotensi menjadi sumber penghasilan baru.
“Maggot bisa dijual untuk pakan ternak dan pupuk organik. Jadi ada nilai ekonomi sekaligus manfaat lingkungan,” jelasnya.
DLH Kabupaten Bogor berharap, sosialisasi ini mampu menumbuhkan kesadaran kolektif dan memperkuat peran pesantren serta sekolah sebagai pelopor gerakan pengurangan sampah berkelanjutan.