Curhat dengan AI: Teman Virtual Baru, Bagus atau Buruk untuk Kesehatan Mental?

Ilustrasi remaja curhat ke AI
Sumber :
  • AI Generated / Dok. AI via Gemini

Bogor, VIVA Bogor – Pernah nggak sih merasa lebih gampang cerita ke orang asing daripada ke orang terdekat? Nah, sekarang “orang asing” itu bisa berupa… AI. Ada yang pakai AI buat curhat tentang stres kerja, masalah percintaan, bahkan sekadar melepas penat. Praktis banget: AI selalu siap, nggak nge-judge, dan langsung merespons.

Bahaya Makanan Instan: Dari Mi, Nugget, hingga Minuman Serbuk yang Perlu Diwaspadai

Tapi, apakah curhat dengan AI ini sehat buat mental kita? Yuk kita bedah bareng.

 

Sisi Positif Curhat dengan AI

  1. Transisi Tanpa Korban: SP KEP Goodyear Indonesia Bahas Jalan Tengah Penghapusan Outsourcing

    Selalu tersedia – AI bisa diakses kapan aja, bahkan tengah malam ketika butuh teman ngobrol.

  2. Tanpa rasa takut dihakimi – Banyak orang lega karena bisa cerita tanpa takut rahasia terbongkar.

  3. Naik Ojol, Apakah Termasuk Berkhalwat dalam Islam?

    Membantu refleksi diri – AI sering kasih pertanyaan balik atau rangkuman yang bikin kita mikir lebih jernih.

Sisi Negatif yang Perlu Diwaspadai

  1. Keterbatasan empati – Meski responsnya ramah, AI nggak punya rasa seperti manusia. Itu bikin kehangatan emosional tetap kurang.

  2. Risiko ketergantungan – Kalau terlalu nyaman curhat ke AI, bisa jadi kita menjauh dari interaksi sosial nyata.

  3. Privasi dan data – Nggak semua orang sadar kalau data percakapan bisa tersimpan, jadi penting untuk hati-hati.

Jadi, Bijaknya Gimana?

Curhat dengan AI boleh banget, apalagi kalau bikin hati terasa lebih ringan. Tapi jangan sampai jadi satu-satunya jalan keluar. Ingat, koneksi manusia tetap penting. Bicara dengan sahabat, keluarga, atau profesional kesehatan mental akan memberi dukungan emosional yang lebih hangat dan nyata.