Cinta Nabi Tak Diukur dari Rp50 Ribu: Meneladani Akhlak Rasulullah SAW dalam Kehidupan Sehari-Hari
- AI Generated / Dok. AI via Gemini
Di lapangan, tak jarang Maulid Nabi berubah menjadi acara seremonial yang lebih menonjolkan kemeriahan daripada esensinya. Iuran pun ditetapkan dengan angka tertentu, misalnya Rp50.000–Rp100.000 per keluarga hanya untuk konsumsi.
Yang tidak ikut menyumbang kadang merasa tersisih, bahkan mendapat ucapan menyinggung seperti:
- “Setahun sekali masa tidak bisa nyumbang?”
- “Kalau tidak nyumbang berarti tidak cinta Nabi.”
Padahal, kondisi setiap orang berbeda. Menyamakan kewajiban iuran tanpa mempertimbangkan keadaan justru melahirkan tekanan sosial. Alih-alih bahagia, peringatan Maulid terasa membebani.
Rasulullah SAW: Teladan Kesederhanaan
Rasulullah SAW hidup dengan penuh kesederhanaan. Beliau tidur di atas tikar kasar hingga berbekas di tubuhnya. Bahkan ketika ditawarkan gunung emas oleh Malaikat Jibril, Rasulullah menolak. Beliau lebih memilih hidup sederhana agar tetap dekat dengan umatnya dan mengajarkan arti syukur.