Bupati Bogor Targetkan 3.750 Rumah Tak Layak Huni Direhabilitasi Tahun 2025
- Istimewa : Press release
Bogor, VIVA Bogor–Ribuan warga Kabupaten Bogor sebentar lagi bisa bernapas lega. Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) kini jadi prioritas utama Bupati Bogor, Rudy Susmanto. Ia menargetkan 3.750 rumah siap diperbaiki tahun ini lewat APBD Perubahan 2025.
Jumlah Rutilahu di Kabupaten Bogor masih mencengangkan: sekitar 14 ribu unit. Angka ini jelas menjadi alarm serius, sebab ribuan keluarga masih hidup dalam kondisi yang jauh dari kata layak.
“Kami percepat penyelesaian. Tidak perlu menunggu lima tahun, cukup tiga tahun masyarakat sudah bisa merasakan hunian yang layak,” tegas Rudy.
Program perbaikan ini digulirkan di 40 kecamatan dan 416 desa, dengan pola kolaborasi. Pemkab Bogor tidak berjalan sendiri. TNI, Polri, hingga program pusat melalui DPR RI turut bersinergi agar percepatan pembangunan lebih terasa langsung ke masyarakat.
“Dari APBD murni ada 3.750 unit rumah. Selain itu, ada kolaborasi lintas lembaga, supaya bantuan tepat sasaran dan tidak tumpang tindih,” jelas Rudy.
Untuk memastikan bantuan tidak salah alamat, Pemkab Bogor menerapkan sistem verifikasi berlapis. Data penerima diverifikasi mulai dari RT/RW, desa/kelurahan, hingga Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP).
Rudy mengakui, keberhasilan program Rutilahu sangat bergantung pada kemampuan fiskal daerah. Namun ia optimistis karena tren pendapatan daerah terus tumbuh, seiring menggeliatnya sektor perdagangan, industri kecil, hingga pariwisata.
“Di APBD Perubahan, kami prioritaskan anggaran untuk Rutilahu. Ini kebutuhan nyata rakyat, dan tidak boleh ditunda-tunda,” tegasnya.
Rutilahu bukan hanya soal tembok dan atap baru. Program ini akan terintegrasi dengan bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat, sehingga rumah yang layak huni benar-benar menjadi titik awal kehidupan yang lebih sehat, aman, dan sejahtera.
Dengan strategi percepatan dan sinergi antarlembaga, Pemkab Bogor menegaskan komitmennya menghapus wajah kemiskinan struktural, satu rumah
demi satu rumah.