Pidato Gustavo Petro di Sidang PBB 2025 : Harus Ada Kekuatan Militer Untuk Menghentikan Perang
- Yuni Retnowati
Bogor, VIVABogor – Presiden Kolombia Gustavo Petro menjadi sorotan usai berpidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) pada Rabu, 24 September 2025.
Dalam pidato itu, Petro menyerukan penghentian genosida Israel di Palestina hingga penyelidikan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait serangan ke kapal di Karibia. Ia mengibaratkan aksi genosida yang dilakukan Israel dan sekutunya mirip dengan serangan rudal mematikan terhadap belasan anak muda tak bersenjata di kapal-kapal di Karibia oleh AS. Saat ini rudal-rudal Israel telah membunuh warga sipil Palestina puluhan ribu jumlahnya, termasuk anak-anak.
Pertama-tama kita harus menghentikan genosida di Gaza. Kemanusiaan tidak bisa membiarkan satu hari pun genosida ini terjadi lagi," ujar Petro, dikutip Al Jazeera. Ia menambahkan bahwa kecaman saja tidak cukup, kekuatan harus menghadapi pendudukan.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, yang mengenakan gelang bendera Palestina di podium PBB, menyampaikan pidato tegas yang menyerukan tindakan militer mendesak atas Gaza. Petro mendesak agar mereka yang melakukan genosida di Gaza ditangkap dan dirujuk ke Pengadilan Kriminal Internasional, serta menyerukan perubahan sistem pemungutan suara Dewan Keamanan PBB, dengan mengatakan tidak dapat diterima bahwa satu negara dapat memblokir tindakan kolektif dengan hak veto.
Dia juga mengajukan permohonan kepada komunitas internasional untuk membentuk 'pasukan penyelamat' guna membebaskan Palestina dan menuntut langkah tegas untuk menghentikan perang. Baginya, nasib Palestina yang sekian puluh tahun tidak ada titik terang harus segera diakhiri. Tidak hanya cukup kecaman terhadap genosida, tapi harus ada langkah militer untuk mengakhiri penderitaan panjang Palestina yang belum juga merdeka. Pidato tegasanya ini mendapat sambutan para peserta sidang dan tepuk meriah.