Kunker di Bumi Ageung, Komisi VII DPR RI Sebut Kota Bogor Miliki Potensi Pariwisata yang Besar
- Viva Bogor
Bogor – Komisi VII DPR RI kunker (kunjungan kerja) ke Kota Bogor. Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi VII, Saleh Partaonan Daulay diterima langsung Wali Kota Bogor Dedie A Rachim di Bumi Ageung Batutulis pada Senin, 8 September 2025.
Dalam kunker yang dilakukan bersama anggota Komisi VII lainnya, Saleh mengatakan, Kota Bogor memiliki potensi pariwisata yang besar. Potensi itu, kata dia, dilihat dari sisi sejarah, budaya dan alam yang dimiliki Kota Bogor.
Namun demikian, agar potensi itu bisa berkembang dan optimal, Saleh menegaskan, maka perlu adanya dukungan infrastruktur, promosi dan sinergi lintas sektor.
"Kota Bogor kaya akan sejarah, budaya dan alam, salah satunya museum Bumi Ageung Batutulis ini. Oleh karena itu, DPR RI mendorong potensi yang dimiliki bisa berkembang, bukan hanya untuk wisata lokal tapi mampu menarik wisatawan luar atau mancanegara," kata Saleh.
Walikota Bogor bersama OPD terkait, mengaku bahwa Pemkot Bogor akan terus berupaya untuk mengembangkan wisata berbasis sejarah, budaya, dan alam secara terintegrasi.
Salah satu upaya itu, kata Dedie, dengan adanya revitalisasi Museum Bumi Ageung Batutulis di wilayah Bogor Selatan, Kota Bogor yang sebelumnya bangunan sekolah SD Batutulis.
"Setelah direvitaslisai, jadi bangunan yang dulunya sekolah kini difungsikan untuk memperkuat keberadaan Prasasti Batutulis sebagai ikon wisata sejarah," kata Dedie.
Selain Museum Bumi Ageung Batutulis, Dedie menjelaskan, potensi lain yang sedang dan akan dikembangkan diantaranya Kampung Wisata di Bogor Selatan dengan situs bersejarah seperti batu conggrang, batu dakon, dan sumur tujuh. Kampung Tematik, yang meliputi kampung pertanian, batik, perca, kriya, hingga kampung berisik (produsen ketel).
"Cagar Budaya, mencakup sekitar 200 bangunan bersejarah seperti Istana Bogor, kawasan Surya Kencana, dan jalur posweg. Wisata Alam, seperti Situ Gede dan kawasan sawah Mulyaharja. Untuk museum, Kota Bogor memiliki tujuh museum unggulan, termasuk Museum Zoologi dan Museum PETA.
Wisata Edukasi, seperti Perpustakaan Pertanian terbesar di Asia dan galeri hortikultura terbesar di Asia," jelas Dedie.
Namun, kata Dedie, untuk mengembangkan potensi itu tentu tidak mudah dan pasti ada tantangannya. Dedie menyebut, tantangan yang dihadapi salah satunya menurunnya okupansi hotel akibat efisiensi kegiatan pemerintah pusat dan rencana pemindahan ibu kota ke IKN.
"Jadi sebagai solusi, Pemkot Bogor tengah mengupayakan sejumlah langkah strategis seperti pembukaan akses menuju Cifor (Citeureup Forest Research) sebagai destinasi wisata penelitian siput dan peningkatan aksesibilitas ke kawasan wisata Mulyaharja. Untuk itu, kami berharap dukungan dari DPR RI dan Kemenparekraf agar Bogor bisa terus berbenah, mendiversifikasi target pasar, dan menjadikan Kota Bogor sebagai destinasi wisata sejarah, budaya, dan alam yang representatif,” tutur Dedie.