Dedie Rachim Resmikan Koridor 5 dan 6 BISKITA, Wujudkan Transportasi Nyaman dan Terintegrasi di Kota Bogor
Bogor, VIVA Bogor – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, resmi meluncurkan pengoperasian Koridor 5 dan 6 BISKITA Trans Pakuan, yang menjadi bagian dari perluasan layanan transportasi publik di Kota Bogor. Dua koridor baru ini disebut sebagai jalur yang telah lama dinantikan masyarakat, karena akan memperluas jangkauan dan meningkatkan konektivitas antarwilayah di Kota Hujan.
“Koridor 5 dan 6 ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya pada anggaran perubahan tahun 2025 kita bisa realisasikan dengan alokasi sekitar Rp13 miliar untuk operasionalnya,” ujar Dedie usai peluncuran.
Menurutnya, secara keseluruhan Pemerintah Kota Bogor telah mengalokasikan sekitar Rp56 miliar untuk pengoperasian Koridor 1, 2, 5, dan 6.
“Ini representasi uang rakyat yang kembali ke rakyat dalam bentuk layanan transportasi publik yang memadai. Armada akan beroperasi mulai pukul 05.00 WIB hingga 21.00 WIB, dengan total sekitar 49 bus untuk empat koridor,” tambahnya.
Dedie juga menegaskan bahwa Pemkot Bogor menargetkan untuk menyelesaikan dua koridor lainnya, yakni Koridor 3 dan 4, agar sistem transportasi terpadu di Kota Bogor dapat terwujud sepenuhnya.
“Idealnya, Kota Bogor akan memiliki enam koridor. Namun tentu perlu dukungan anggaran daerah serta keterlibatan operator swasta yang siap bergabung dalam perluasan armada,” jelasnya.
Selain pengembangan internal kota, Dedie juga menyampaikan harapan agar Pemerintah Provinsi Jawa Barat turut berperan dalam penataan transportasi regional, khususnya melalui rerouting dan konversi angkot AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi).
“Kami berharap Pemprov Jabar bisa melaksanakan hal serupa, terutama untuk angkot-angkot dari Cisarua, Ciawi, Citerureup, atau Leuwiliang yang masuk ke pusat kota. Program ini bisa dikolaborasikan dengan subsidi dari provinsi, agar konektivitas antardaerah makin efisien,” ungkapnya.
Terkait evaluasi operasional koridor yang sudah berjalan, Dedie menuturkan bahwa tingkat keterisian (load factor) bus BISKITA cukup tinggi, menandakan tingginya minat masyarakat terhadap transportasi publik modern tersebut.
“Sejauh ini berjalan baik, bahkan di beberapa rute utama penumpangnya penuh. Kebutuhan masyarakat memang besar, terutama di jalur menuju Stasiun Bogor, yang setiap harinya melayani sekitar 100.000 penumpang kereta pulang-pergi Bogor–Jakarta,” jelas Dedie.
Dedie berharap kehadiran koridor baru ini menjadi langkah nyata menuju sistem transportasi yang aman, nyaman, tepat waktu, dan modern, sekaligus menjadi simbol kemajuan layanan publik di Kota Bogor.*