Jualan Seru ala Rasulullah di Insantama Market Day
- Istimewa
“IMD ini bagian dari pembelajaran kokurikuler yang bukan hanya akademik, tapi juga literasi keuangan. Harapannya lahir generasi wirausahawan berakhlak mulia,” kata Herman Suherman, Pengawas Pembina Gugus VI SD, yang hadir pada kesempatan itu.
Riyanti, penanggung jawab acara, menambahkan bahwa pertunjukan seni juga menjadi sarana edukasi budaya. “Kami ingin anak-anak mengenal jajanan Sunda, sekaligus memahami bahwa kejujuran adalah modal utama seorang pedagang,” jelasnya.
Qadhi Hisbah: Belajar Adil dalam Jual Beli
Yang membuat IMD unik adalah hadirnya Qadhi Hisbah – petugas pengawas pasar. Mereka bertugas memastikan transaksi berjalan adil, barang yang dijual halal-thoyyib, serta tidak ada kecurangan. “Qadhi juga membantu menyelesaikan masalah antara penjual dan pembeli, sehingga anak-anak belajar arti keadilan dalam perdagangan,” terang Ari Susanto, salah satu Qadhi.
Setelah dibuka resmi oleh Kepala Sekolah SDIT Insantama, Bapak Adi Fadjar Nugroho, stand-stand yang dipisahkan menjadi zona akhwat (putri) dan ikhwan (putra) langsung ramai dipadati pembeli. Voucher, Sedekah, dan Kegembiraan Khusus pada IMD, siswa diperbolehkan membawa uang saku yang kemudian ditukar dengan voucher senilai Rp8.000,00.
Voucher ini digunakan sebagai alat tukar saat berbelanja, dan bisa diuangkan kembali setelah acara usai. “Voucher ini melatih siswa tentang amanah. Mereka belajar bahwa uang memiliki nilai yang harus dijaga, dan panitia bertanggung jawab mengembalikan nilai itu,” jelas Setyanto.
Tak hanya belanja, siswa juga bisa mencoba berbagai wahana permainan seperti memancing, melempar gelang, hingga panahan. Arfan Hanif Fathul Islam Chaniago, salah satu siswa, mengaku sangat antusias. “Enggak sabar pingin cepat IMD! Bisa beli mainan, jajan, terus sisanya buat sedekah,” katanya riang.