Puluhan Artefak dan Menhir Kuno Ditemukan di Kota Bogor

Puluhan Artefak ditemukan di Kota Bogor.
Sumber :
  • Hadi Eko

Bogor, VIVA Bogor –Sebanyak 15 titik batu diduga menhir ditemukan di area Kampung Lembur Sawah, Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor. Puluhan potongan pecahan keramik ditemukan tersebar di berbagai wilayah sekitar Kampung Lembur Sawah.

Temuan ini mendukung kecurigaan kawasan Lembur Sawah memiliki jejak sejarah masa lampau yang kuat. Tim Riset dan Penelitian Lembur Sawah Mulyaharja yang terjun ke lokasi menemukan objek-objek tersebut tersebar di berbagai area.

Salah satunya di sepetak tanah yang digarap oleh warga menjadi kebun. “Temuan terbanyak berada di sektor barat yang dikenal sebagai kawasan Jami. Bentuknya beragam, mulai dari struktur batu, menhir, batu datar, hingga pecahan keramik. Pola batas dan jalan kuno terlihat,” kata Ketua Tim Riset dan Penelitian Lembur Sawah Mulyaharja, Muhamad Alnoza, Kamis 18 September 2025.

Ditambahkan Alnoza, sektor timur yang dekat ke permukiman diduga menjadi pusat kegiatan ritual masyarakat seperti muludan dan tawasulan. Sementara tanah di sektor barat berstatus milik Pemerintah Kota Bogor namun tetap dimanfaatkan warga untuk perkebunan.

"Sebagian objek sudah diberi penanda sebagai diduga cagar budaya," terangnya.

Tim penelitian terdiri beberapa komunitas antara lain Bujangga Manik Society, Bogor Historia, Niskala Institut Bandung, Halimun Salaka, serta Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bogor. Penelitian dan survey lapangan sendiri dilakukan selama kurang lebih satu minggu di Kampung Lembur Sawah.

“Kami melakukan survei arkeologi, wawancara, dan penelusuran arsip kolonial. Temuannya lumayan, ada 15 tinggalan di Lembur Sawah,” ujar Alnoza.

Selain Lembur Sawah, tim peneliti juga menelusuri lokasi sekitar seperti Lemah Duhur, Cibeureum, Nyalindung, dan Kota Batu. Penelusuran ini membantu memahami pola pemukiman, penggunaan sumber air, dan keterkaitan antarwilayah sejak masa lampau.

Eko Hadi dari Komunitas Historia Bogor mengatakan masyarakat terlibat aktif dalam penelitian. Hal ini sangat membantu tim, mulai dari memberikan informasi hingga menjaga situs.

“Mereka antusias, bahkan membantu merapikan rumput dan menjaga situs dengan menaruh anjing penjaga,” ujarnya.

Penemuan ini pun membuka peluang menjadikan Lembur Sawah sebagai destinasi penelitian dan wisata edukasi. Warga setempat terbuka menerima peneliti dan pengunjung, sehingga lokasi ini berpotensi menjadi alternatif wisata sejarah selain pusat kota atau Batu Tulis.

Namun, akses menuju lokasi masih sulit untuk kendaraan besar dan penerangan jalan minim. Eko berharap pemerintah mendukung upaya pelestarian dan memperbaiki akses jalan agar kawasan ini bisa menjadi pusat studi sejarah dan budaya.