Tatap Muka dengan Dunia Baru: Sunda dalam Catatan Awal Bangsa Eropa

Dua pedagang Portugis dengan para kuli pembawa payung, 1596.
Sumber :
  • Rjiksmuseum

Interaksi ini menandakan bahwa proses diplomasi harus berjalan dengan baik tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Apalagi komunikasi bilateral ini menyangkut dengan para elite Banten dalam hal kemaritiman yang harus penuh kehati-hatian.

Diplomasi tidak melulu berjalan lancar. Sempat terjadi ketegangan antara pihak Banten dengan Belanda. Para elite Banten menilai de Houtman ini bersikap sombong. Karena pada saat bicara nadanya terlalu tinggi. 

"Capiteijn te veel ghesproken hadde"

Ditambah lagi bangsa Portugis ketika itu telah memiliki posisi khusus di teritori Banten termasuk di batas lautnya. Kedatangan Belanda justru dianggap menjadi pengganggu bagi Portugis yang telah memiliki kedekatan spesial dengan kesultanan Banten. Terpaksa pihak Portugis yang sudah lama beroperasi di kawasan itu menyebarkan rumor:

“De Portugesen… seggende dat wy maer verspieders en waren, om de gheleghentheyt van ’t landt te besichtighen, ende dat wy gheenen sin hadden om coopen…”

Kecurigaan ini mencerminkan bahwa hubungan Eropa dan masyarakat lokal sudah terjalin sebelumnya, dan kedatangan kekuatan Eropa baru seperti Belanda dianggap mengganggu status quo.

Selama dalam penawanan politik, de Houtman beserta rombongannya mengamati secara detail mengenai kehidupan orang-orang Sunda. Mereka menggambarkan meski tidak presisi dalam gambaran mereka namun kegiatan sosial dan proses musyawarah mereka rinci satu persatu.