Desa Pojok Sukses Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan, Hasil Panen Naik Dua Kali Lipat
- Istimewa
Boyolali, VIVA Bogor –Program Sustainable Rice Platform (SRP) atau pertanian padi berkelanjutan mulai menunjukkan hasil positif di Desa Pojok, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali.
Petani Desa Pojok memeriksa padi SRP
- Istimewa
Kepala Desa Pojok, Fitrianto, mengungkapkan bahwa sejak diterapkannya program tersebut setahun terakhir, produktivitas padi warga meningkat signifikan.
“Dengan adanya program SRP ini, manfaatnya sangat luar biasa. Para petani di Desa Pojok merasakan hasil panen yang meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar Fitrianto.
Program SRP yang menekankan cara tanam ramah lingkungan dan efisien ini dinilai mampu mengubah kebiasaan bertani masyarakat. Melalui pengelolaan lahan yang memperhatikan kadar pH tanah dan nutrisi alami, tanaman padi mampu tumbuh lebih sehat tanpa penggunaan bahan kimia.
“Yang diterapkan adalah metode organik, kembali ke cara lama tapi lebih modern dalam pengelolaan. Tanpa bahan kimia, hasil panen tetap melimpah dan lebih aman dikonsumsi,” tambahnya.
Dari sisi ekonomi, hasil gabah organik di Desa Pojok kini dihargai tinggi, mencapai Rp7.000 per kilogram saat panen di sawah. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding gabah konvensional.
Saat ini, luas lahan pertanian di Desa Pojok mencapai sekitar 24 hektar, terdiri dari lahan basah dan lahan kering (tadah hujan). Menurut Fitrianto, sebagian besar warga di desanya memang berprofesi sebagai petani.
“Untuk lahan sawah basah bisa ditanami tiga kali dalam setahun. Sementara lahan kering kami dorong minimal sekali tanam padi dan sisanya bisa palawija agar pendapatan tetap terjaga,” jelasnya.
Meski begitu, masih ada tantangan besar yang dihadapi, terutama masalah irigasi di wilayah lahan kering. Pemerintah desa berharap adanya dukungan dari pemerintah kabupaten maupun pusat dalam bentuk bantuan sumur pertanian dan pompa air.
“Di wilayah selatan, tepatnya Dusun Tegalombo, ada sekitar 7 sampai 10 hektar lahan kering. Kami sudah buat satu sumur pertanian, tapi belum cukup. Harapannya bisa dibantu tambahan sumur dan alat perairan,” ungkapnya.
Fitrianto juga mengajak masyarakat luas untuk mulai mengubah pola pikir dalam bertani. “Mari kita ubah mindset cara tanam padi agar hasil panen bisa maksimal dan berkelanjutan. Ini sejalan dengan program pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional yang juga menjadi fokus Presiden Prabowo Subianto,” pungkasnya.