Mengapa Manusia Diciptakan Sebagai Pemimpin, Meski AI Lebih Cerdas?

ilustrasi manusia sebagai pemimpin dari AI
Sumber :
  • AI Generated / Dok. AI via Gemini

Bogor, VIVA Bogor – Dunia terus dikejutkan dengan perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Albania punya “menteri” AI bernama Diella, Jepang angkat AI Penguin jadi ketua partai. Banyak yang bertanya-tanya: kalau robot bisa lebih cerdas, cepat, dan efisien, kenapa Islam tetap menegaskan bahwa pemimpin sejati adalah manusia, bukan mesin?

Diella & AI Penguin: Saat Robot Jadi Pemimpin, Apa Kata Islam?

Jawabannya ada dalam Al-Qur’an: manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi.

 

AI Lebih Pintar, Tapi Tak Punya Hati

Secerdas apa pun AI, ia hanyalah kumpulan algoritma. AI bisa menghitung miliaran data, tapi ia tidak bisa merasakan empati, kasih sayang, dan hikmah.

Apple Luncurkan iPhone 17 Secara Global: Revolusi Desain dan Performa yang Ditunggu-tunggu

Sementara itu, kepemimpinan dalam Islam bukan hanya soal kecerdasan intelektual. Pemimpin dituntut punya iman, akhlak, dan hati nurani. Itulah yang membuat manusia istimewa: mampu memilih dengan sadar, bukan sekadar memproses data.

 

Halaman Selanjutnya
img_title