Gempa Guncang Desa Purasari, Warga Tuduh Akibat Aktivitas Star Energy, Kades Pertanyakan CSR
Bogor – Rangkaian gempa bumi kembali melanda Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Getaran yang terjadi puluhan kali sejak akhir pekan lalu membuat ratusan rumah warga rusak dan memicu keresahan masyarakat.
Kepala Desa Purasari mengungkapkan, hingga saat ini tercatat sekitar 167 rumah dan satu sarana keagamaan mengalami kerusakan. Sebagai langkah darurat, warga masih beraktivitas di rumah pada siang hari, namun memilih mengungsi ke tenda-tenda darurat di malam hari untuk menghindari risiko gempa susulan.
“Kami mengerahkan kepada masyarakat agar tidak panik. Dari pihak pemerintah desa dan BPD sudah siaga di lokasi. Tenda-tenda juga didirikan di area aman untuk mengantisipasi jika terjadi guncangan pada malam hari,” ujar Kades Purasari.
Selain itu, ia juga mengimbau seluruh perangkat desa, RT, RW, hingga kelembagaan masyarakat agar tetap waspada. “Intinya jangan panik, tetapi tetap waspada dan mencari lokasi-lokasi yang aman,” tambahnya.
Namun, di tengah kepanikan warga, muncul dugaan bahwa gempa beruntun ini berkaitan dengan aktivitas pengeboran panas bumi yang dilakukan PT Star Energy Indonesia Power. Warga menilai fenomena ini sudah berulang setiap tahun sejak 2009, 2014, 2023, hingga kini 2025.
“Guncangan yang dirasakan itu puluhan kali, kemarin saja kurang lebih 26 kali. Masyarakat menduga ada dampak dari aktivitas Star Energy, termasuk surutnya sumber air setelah adanya kegiatan-kegiatan di wilayah mereka,” jelas Kades.
Ia juga menyoroti ketiadaan program CSR maupun bonus produksi dari perusahaan, padahal Desa Purasari hanya berjarak sekitar dua kilometer dari area kerja Star Energy. “Sampai saat ini memang belum ada, entah CSR atau bonus produksi. Kalau bantuan bencana seperti logistik ada, tapi program jangka panjang tidak ada. Padahal desa kami terdekat dengan area kerja mereka,” tegasnya.