Eco-Technopark UIKA Hadirkan Reaktor Pirolisis, Ubah Sampah Plastik Jadi Energi dan Ekonomi Sirkular
- Istimewa
Ketua Peneliti Budi Susetyo menjelaskan bahwa Eco-Technopark siap mengembangkan berbagai desain teknologi pengolahan sampah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk skala TPS3R.
"Bila teknologinya telah teruji, maka dapat direplikasi untuk digunakan pada skala TPST3R," paparnya dalam pertemuan itu. Perwakilan DLH Kota Bogor, Penyuluh Lingkungan Sampah, Novi Eka Mulya dan Misbah, menyambut positif langkah yang digagas Eco-Technopark UIKA.
Menurutnya, masalah sampah di Kota Bogor membutuhkan dukungan berbagai pihak, terutama inovasi teknologi yang bisa diaplikasikan langsung di lapangan. “DLH siap mendukung berbagai kegiatan yang dilaksanakan Eco-Technopark UIKA. Upaya seperti ini penting untuk memperkuat pengelolaan sampah di tingkat TPS3R hingga kelurahan,” ujar Novi.
Ia menambahkan, sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat menjadi kunci agar persoalan sampah tidak hanya selesai sementara, tetapi berkelanjutan.
Menurut Misbah DLH Kota Bogor saat ini terdapat 32 TPST3R dengan kepengurusan aktif. Bila didukung dengan teknologi pengolahan yang handal, maka TPST3R akan lebih berdaya dalam mengelola sampah di lingkungannya.
"Jaringan kerjasama TPST3R dengan Eco-Technopark diharapkan dapat menyelesaian persoalan Hulu-Hilir sampah Plastik," ujar Misbah di tengah kegiatan Saresehan. Saresehan ini berhasil memperkuat komitmen berbagai pihak untuk berperan aktif dan saling bekerja sama dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah anorganik, yang selama ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Melalui forum ini, disepakati pentingnya menjadikan sampah anorganik sebagai potensi ekonomi sirkular skala TPS3R, sehingga tercapai kemandirian dalam aktivitas pengelolaan sampah di tingkat lokal atau kelurahan. Upaya tersebut diharapkan dapat menciptakan sistem yang lebih mandiri, berkelanjutan, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat.