Kelahiran Nabi Muhammad SAW: Cahaya Islam yang Menerangi Dunia
Bogor –Mekah, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah – Sejarah mencatat sebuah peristiwa agung yang menjadi titik awal perubahan besar bagi umat manusia. Pada hari itu, lahirlah seorang bayi bernama Muhammad bin Abdullah, yang kelak dikenal sebagai Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah Islam dan penutup para nabi.
Latar Belakang Tahun Gajah
Kelahiran Muhammad SAW bertepatan dengan peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan bergajah yang dipimpin Abrahah, gubernur Yaman di bawah kekuasaan Abyssinia. Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah dan memalingkan pusat ibadah ke gereja megah yang dibangunnya. Namun rencana itu digagalkan oleh Allah SWT dengan mengutus burung-burung Ababil yang melempari pasukan bergajah dengan batu panas dari neraka. Peristiwa tersebut kemudian diabadikan dalam Al-Qur’an, surah Al-Fil.
Sejak saat itu, tahun kelahiran Nabi Muhammad dikenal sebagai Tahun Gajah, yang menjadi penanda zaman penting dalam sejarah bangsa Arab.
Lahir dari Keluarga Mulia Quraisy
Muhammad SAW lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab. Abdullah, ayah Nabi, wafat ketika Aminah sedang mengandung, sehingga Nabi lahir sebagai yatim. Kakeknya, Abdul Muthalib, seorang tokoh terpandang di kalangan Quraisy, menyambut kelahiran cucunya dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan.
Nama Muhammad, yang berarti "yang terpuji", dipilih langsung oleh Abdul Muthalib. Nama ini terbilang asing di kalangan bangsa Arab kala itu, namun kelak menjadi nama yang diagungkan dan disebut dalam doa-doa umat Islam di seluruh dunia.
Tanda-Tanda Kelahiran
Riwayat sejarah Islam menyebutkan sejumlah peristiwa luar biasa yang terjadi saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Di antaranya, istana Kisra di Persia dilaporkan retak, api sesembahan kaum Majusi yang menyala selama ratusan tahun padam, serta danau Sawa yang dianggap keramat mengering. Peristiwa-peristiwa itu diyakini sebagai tanda akan datangnya seorang nabi besar yang membawa cahaya kebenaran.
Di kota Mekah sendiri, kelahiran bayi Muhammad membawa kebahagiaan sekaligus harapan besar. Para tokoh Quraisy menyadari ada sesuatu yang istimewa pada diri anak ini.
Awal Kehidupan Muhammad SAW
Sejak kecil, Muhammad SAW tumbuh dengan penuh kasih sayang dari keluarga besarnya. Setelah lahir, beliau sempat disusui oleh Tsuwaibah, budak Abu Lahab, lalu kemudian diasuh oleh seorang perempuan mulia dari kabilah Bani Sa’ad, Halimah As-Sa’diyah. Dalam pengasuhan Halimah inilah banyak peristiwa ajaib terjadi, seperti keberkahan pada ternak dan hasil susu, yang semakin menguatkan keyakinan bahwa Muhammad adalah anak yang istimewa.
Muhammad SAW sejak dini dikenal sebagai pribadi yang jujur, amanah, dan berakhlak mulia. Gelar Al-Amin (yang terpercaya) disematkan kepadanya bahkan sebelum beliau diangkat menjadi rasul.
Awal Sebuah Perubahan Dunia
Kelahiran Muhammad SAW bukan sekadar kelahiran seorang manusia biasa, melainkan awal dari sebuah perjalanan besar dalam sejarah peradaban. Risalah yang kelak dibawanya menjadi cahaya yang menerangi jalan kehidupan umat manusia, membebaskan mereka dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya iman, tauhid, dan akhlak mulia.
Kini, lebih dari 14 abad setelah kelahirannya, Nabi Muhammad SAW dikenang dan dicintai oleh miliaran umat Islam di seluruh penjuru dunia. Setiap tahun, khususnya pada peringatan Maulid Nabi, umat Islam kembali mengingat peristiwa agung ini sebagai momen syukur dan refleksi atas teladan hidup Rasulullah SAW.