Seorang Otrovert : Tak Punya Pengalaman Bathin Seperti Ekstrovert, Introvert, dan Ambivert
- Yuni Retnowati
Kemunculan konsep Otrovert menantang klasifikasi kepribadian tradisional. Bagi individu yang merasa 'tidak cocok' dengan kategori umum, konsep ini dapat membantu mereka menerima diri, mengurangi tekanan sosial, serta memanfaatkan kekuatan unik untuk berkembang dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Intinya, otrovert adalah orang yang tidak merasa 'belong' atau tidak merasakan ikatan emosional kuat dengan kelompok sosial, meskipun mereka bisa berinteraksi sosial dan menjalin hubungan satu lawan satu.
Kenapa otrovert dianggap berbeda? Dia bukan introvert, karena otrovert tidak selalu merasa terkuras secara emosional oleh interaksi sosial besar. Dia bukan ekstrovert, karena otrovert tidak mencari pusat perhatian atau bergantung pada kerumunan untuk merasakan identitas atau energi sosial. Dia tetap bisa dalam interaksi sosial besar, tapi ia berfokus untuk berinteraksi dengan kelompok kecil atau perorangan secara mendalam dan berkualitas.
Ada kesamaan dengan konsep ambivert (orang yang bisa masuk di tengah antara introvert dan ekstrovert), tetapi ambivert masih mempunyai elemen 'keluarga' atau keterikatan sosial yang lebih fleksibel. Sedangkan otrovert lebih konsisten tidak merasa terikat kelompok. Tidak merasa memiliki walau sedang berinteraksi.
Kaminski memulai pengamatannya karena pengalaman ini terjadi pada pasien juga dirinya sendiri. Bisa dikatakan otrovert saat ini lebih sebagai ide konseptual/predictif yang menarik, bukan sebagai konstruk psikologis yang sudah divalidasi secara ilmiah. Rami Kaminski sendiri adalah psikiater asal Amerika Serikat yang berpengalaman lebih dari empat dekade.
Bukunya yang berjudul The Gift Of Not Belonging adalah buku yang bercerita tentang kepribadian otrovert, individu yang tidak memiliki dorongan komunal dan tidak cocok dalam kelompok mana pun, namun tetap dapat menjalani kehidupan yang kaya dan memuaskan. Buku ini menjelaskan bahwa perasaan tidak memiliki tempat bukanlah masalah, melainkan sebuah 'hadiah' yang memungkinkan otrovert untuk berpikir mandiri, tidak bergantung pada persetujuan kelompok, dan berkontribusi unik pada dunia.