Seorang Otrovert : Tak Punya Pengalaman Bathin Seperti Ekstrovert, Introvert, dan Ambivert
- Yuni Retnowati
Bogor, VIVABogor – Otrovert adalah istilah baru yang diperkenalkan oleh psikiater Rami Kaminski untuk menggambarkan tipe kepribadian yang tidak cocok masuk dalam kategori klasik introvert, ekstrovert, juga ambivert.
Studi kepribadian umumnya membagi manusia ke dalam kategori introvert, ekstrovert, dan ambivert.
Namun, muncul konsep baru bernama otrovert yang disebut mampu menggambarkan sisi sosial seseorang yang tidak sepenuhnya cocok dengan tiga kategori tradisional tersebut.
Kata “otro” berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “lain / berbeda”, dan ditambahkan akhiran “‑vert” seperti pada introvert/ekstrovert. Istilah "Otrovert" diperkenalkan psikiater Rami Kaminski. Kepribadian ini menggambarkan individu yang tidak merasa memiliki ikatan kuat dengan kelompok sosial tertentu.
Otrovert tetap bisa hadir dalam pesta atau acara sosial, namun biasanya hanya berinteraksi dengan segelintir orang. Mereka lebih mengutamakan hubungan yang tulus dan berkualitas dibanding sekadar menjadi bagian dari kelompok besar.
Ciri utama Otrovert antara lain menyukai interaksi sosial, namun lebih banyak mengamati daripada ikut aktif, membangun hubungan mendalam dengan sedikit orang terpilih, lebih nyaman dalam kesendirian atau kelompok kecil dibanding keramaian, mandiri dan teguh secara emosional.
Dr Kaminski menyebut sejumlah tokoh sejarah seperti Frida Kahlo, Franz Kafka, Albert Einstein, dan Virginia Woolf memiliki kecenderungan Otrovert. Dalam budaya modern, aktris Kanada Lisa Ray bahkan mengaku sebagai Otrovert. Kepribadian ini dinilai mendorong kemandirian, kreativitas, serta pola pikir nonkonvensional yang bisa menjadi sumber inovasi dan ekspresi.
Kemunculan konsep Otrovert menantang klasifikasi kepribadian tradisional. Bagi individu yang merasa 'tidak cocok' dengan kategori umum, konsep ini dapat membantu mereka menerima diri, mengurangi tekanan sosial, serta memanfaatkan kekuatan unik untuk berkembang dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Intinya, otrovert adalah orang yang tidak merasa 'belong' atau tidak merasakan ikatan emosional kuat dengan kelompok sosial, meskipun mereka bisa berinteraksi sosial dan menjalin hubungan satu lawan satu.
Kenapa otrovert dianggap berbeda? Dia bukan introvert, karena otrovert tidak selalu merasa terkuras secara emosional oleh interaksi sosial besar. Dia bukan ekstrovert, karena otrovert tidak mencari pusat perhatian atau bergantung pada kerumunan untuk merasakan identitas atau energi sosial. Dia tetap bisa dalam interaksi sosial besar, tapi ia berfokus untuk berinteraksi dengan kelompok kecil atau perorangan secara mendalam dan berkualitas.
Ada kesamaan dengan konsep ambivert (orang yang bisa masuk di tengah antara introvert dan ekstrovert), tetapi ambivert masih mempunyai elemen 'keluarga' atau keterikatan sosial yang lebih fleksibel. Sedangkan otrovert lebih konsisten tidak merasa terikat kelompok. Tidak merasa memiliki walau sedang berinteraksi.
Kaminski memulai pengamatannya karena pengalaman ini terjadi pada pasien juga dirinya sendiri. Bisa dikatakan otrovert saat ini lebih sebagai ide konseptual/predictif yang menarik, bukan sebagai konstruk psikologis yang sudah divalidasi secara ilmiah. Rami Kaminski sendiri adalah psikiater asal Amerika Serikat yang berpengalaman lebih dari empat dekade.
Bukunya yang berjudul The Gift Of Not Belonging adalah buku yang bercerita tentang kepribadian otrovert, individu yang tidak memiliki dorongan komunal dan tidak cocok dalam kelompok mana pun, namun tetap dapat menjalani kehidupan yang kaya dan memuaskan. Buku ini menjelaskan bahwa perasaan tidak memiliki tempat bukanlah masalah, melainkan sebuah 'hadiah' yang memungkinkan otrovert untuk berpikir mandiri, tidak bergantung pada persetujuan kelompok, dan berkontribusi unik pada dunia.