Sosialisasi Program Bangga Kencana, Legislator Ingatkan Peran Ayah dalam Keluarga
BOGOR- Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan/BKKBN bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar Sosialisasi Program Bangga Kencana di Gedung Serbaguna Laras Hati Hotel, Parakan Jaya, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, pada Kamis 28 Agustus 2025 kemarin.
Anggota Komisi IX DPR RI, Achmad Ru’yat, hadir memberikan pemaparan sekaligus menekankan pentingnya peran ayah dalam keluarga. Ia menilai Jawa Barat tengah menghadapi krisis kasih sayang ayah.
“Tolong pada para suami lebih peduli dengan urusan rumah tangga. Sayangi anak, sayangi istri,” pesannya di hadapan audiens.
Selain itu, Achmad juga memberikan nasihat khusus kepada calon pengantin (catin) agar membangun keluarga dengan landasan sehat, berakhlak, memiliki penghasilan, serta dewasa jiwa dan raga. Ia menambahkan bahwa konsep pembangunan keluarga harus berorientasi pada terwujudnya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Dalam kesempatan tersebut, Lina dari DP3AP2KB Kabupaten Bogor menjelaskan pentingnya pemahaman tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Menurutnya, MKJP merupakan alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, seperti IUD (spiral), implan (susuk KB), hingga kontrasepsi mantap (MOP/vasektomi dan MOW/tubektomi).
“Untuk MOP, ada syaratnya. Usia suami minimal 35 tahun dan usia anak minimal 5 tahun,” terang Lina.
Ia juga menyinggung upaya intervensi penurunan stunting yang menyasar ibu hamil, ibu menyusui, calon pengantin, remaja putri, hingga balita usia 0–59 bulan. Lina mengingatkan agar masyarakat yang merokok lebih peka terhadap lingkungan.
“Kalau merokok, tolong lihat kanan kiri. Ada sasaran intervensi stunting tidak? Kalau ada, menjauhlah,” ujarnya. Sementara itu, Fabiola Tazrina Tazir, MAPS, Direktur Kesehatan Reproduksi (Dirkespro) Kemenduk Bangga/BKKBN, mengajak peserta untuk lebih memahami isu kesehatan reproduksi berdasarkan siklus hidup. Menurutnya, setiap orang memiliki hak untuk menjaga kesehatan reproduksi sejak remaja hingga lanjut usia.
“Mulai dari merencanakan kehamilan, menjalani masa kehamilan yang sehat, melahirkan, hingga tumbuh kembang anak, semua membutuhkan akses kesehatan reproduksi yang berkualitas,” jelasnya.
Fabiola juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi pada masa kehamilan ideal, yakni pada usia ibu 20–30 tahun, serta mendorong remaja untuk memeriksakan diri bila mengalami gangguan menstruasi atau kondisi seperti PCOS.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, BKKBN bersama Pemkab Bogor menegaskan kembali bahwa keluarga adalah pilar utama keberhasilan pembangunan bangsa, sehingga setiap anggota keluarga harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sehat, harmonis, dan sejahtera. (Nicko)