Retrospeksi 35 Tahun Ekowisata & Kritik Prof Ricky Avenzora atas Penyegelan Objek Wisata
Minggu, 21 September 2025 - 20:33 WIB
Sumber :
3. Distribusi manfaat pariwisata yang timpang, di mana kelompok menengah ke atas lebih banyak menikmati keuntungan, sementara masyarakat kecil hanya memperoleh “recehan”.
“Rekreasi dan pariwisata tidak boleh hanya dimaknai sebagai kebebasan perjalanan. Harus diubah menjadi perjalanan berkesadaran ilahiah untuk mencari jati diri sekaligus memberi manfaat bagi semesta. Itulah yang disebut ekowisata,” tegasnya.
Di bidang pendidikan, Prof Ara menilai pengembangan pariwisata di Indonesia selama ini terlalu terjebak pada skema vokasional. Akibatnya, kompetensi keilmuan tidak komprehensif, yang berimbas pada lemahnya perencanaan dan buruknya kinerja birokrasi.
Sebagai solusi, ia menawarkan sejumlah langkah, antara lain: