SDN Cogreg 02 Parung Terendam Banjir, Ratusan Siswa Terpaksa Belajar Daring
BOGOR - Ratusan siswa SD Negeri Cogreg 02 di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, terpaksa harus menanggalkan bangku kelas dan mengikuti pembelajaran secara daring dari rumah.
Pasalnya, Senin pagi, 15 September 2025, sekolah mereka tergenang air setinggi mata kaki orang dewasa. Banjir merendam halaman dan tiga ruang kelas dan membuat aktivitas belajar mengajar tatap muka lumpuh total. Sebab hingga waktu siang hari, genangan air masih belum juga surut.
“Saya mendapat laporan sekitar pukul 05.30 WIB. Saat saya tiba di sekolah, air masih menggenang. Akhirnya saya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, dan diputuskan anak-anak belajar dari rumah,” ujar Kepala Sekolah SDN Cogreg 02, Indriana Viantho, saat dihubungi.
Fenomena ini bukan pertama kali terjadi. Indri, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa sebelumnya banjir pernah terjadi mencapai ketinggian 35 sentimeter dan membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk genangan air benar - benar surut.
“Masalah utamanya bukan hanya hujan. Tapi saluran drainase di Jalan Raya Cogreg itu tidak ada atau tidak berfungsi. Air dari jalan langsung masuk ke halaman sekolah yang memang letaknya lebih rendah dari badan jalan,” jelasnya prihatin.
Pihak sekolah sejatinya sudah mencoba mitigasi mandiri. Upaya pembuatan sumur resapan dan taman biopori telah dilakukan, namun kondisi geografis sekolah yang lebih rendah dari jalan utama menjadi kendala air lama surut.
“Kami berharap ada perhatian serius dari instansi terkait, khususnya Dinas PUPR. Kami juga berharap adanya bantuan untuk perbaikan infrastruktur sekolah,” tambah Indri.
Camat Parung, Adhi Nugraha, langsung turun ke lokasi dan meninjau kondisi sekolah yang tergenang. Dari hasil pantauannya, terdapat sejumlah faktor utama penyebab terjadinya banjir.
“Pertama, posisi sekolah lebih rendah dari jalan. Kedua, kurangnya sumur resapan. Dan yang paling krusial, tidak ada saluran drainase di sepanjang Jalan Raya Cogreg,” jelasnya.
Menurut Adh Nugrah, pihaknya telah mengarahkan kepada sekolah untuk menambah sumur resapan sebagai langkah sementara. Namun, Camat Parung menegaskan bahwa persoalan ini perlu penanganan yang lebih luas.
“Melalui Musrenbang, kami sudah mengajukan pembangunan drainase di Jalan Cogreg sepanjang 700 meter. Kami harap pengajuan ini bisa segera dapat terealisasi,” tukasnya.
Situasi ini tentu merugikan siswa. Selain kehilangan momen belajar tatap muka, banyak siswa menghadapi keterbatasan akses untuk belajar daring. Sejumlah orang tua murid berharap pemerintah bisa bergerak cepat.
“Anak saya belajar pakai HP saya, tapi saya juga kerja. Kalau bisa pemerintah bantu perbaiki sekolahnya dan saluran airnya,” ujar salah satu wali murid.
Kasus banjir di SDN Cogreg 02 Parung memperlihatkan betapa sangat penting keberadaan drainase untuk menjamin keberlangsungan layanan pendidikan. Jika tidak ada langkah nyata, bukan tidak mungkin sekolah ini akan kembali tergenang saat hujan kembali datang.*