Fenomena “Marriage Is Scary”: Kenapa Banyak Orang Takut Menikah dan Cara Menghadapinya
Bogor –Di era media sosial seperti sekarang, masalah rumah tangga tidak lagi menjadi hal privat. Banyak pasangan membagikan kisah mereka secara terbuka di platform seperti TikTok dan X (sebelumnya Twitter), lengkap dengan tagar yang kini viral: #MarriageIsScary atau “Pernikahan Itu Menakutkan.” Tagar ini muncul dari banyak cerita tentang konflik dalam pernikahan, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tekanan ekonomi, hingga ketimpangan peran gender di dalam keluarga.
Tak hanya dari warganet biasa, kisah-kisah ini juga datang dari para influencer, menjadikan topik ini semakin ramai diperbincangkan. Dampaknya, tren ini memicu kekhawatiran baru, khususnya di kalangan anak muda. Banyak yang mulai mempertanyakan apakah pernikahan benar-benar sepadan dengan risiko emosional, finansial, dan mental yang mungkin ditimbulkannya.
Namun, apakah rasa takut menikah ini sepenuhnya tidak berdasar? Dan bagaimana cara mengelola ketakutan ini agar tidak menghalangi niat membangun hubungan jangka panjang? Berikut beberapa pendekatan yang bisa membantu kamu menghadapi rasa takut menikah, seperti dilansir dari Psych Central:
1. Bangun Ekspektasi yang Sehat dan Realistis Salah satu sumber utama ketakutan dalam pernikahan adalah harapan yang tidak sesuai kenyataan.
Pernikahan bukan sekadar cerita cinta yang mulus melainkan penyatuan dua individu dengan latar belakang, cara berpikir, dan nilai yang mungkin sangat berbeda. Agar tidak terkejut setelah menikah, penting untuk berdiskusi terbuka dengan pasangan tentang nilai-nilai hidup, prinsip, kebiasaan, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keterbukaan ini membantu membentuk pemahaman dan toleransi, yang merupakan pondasi penting dalam hubungan jangka panjang.
2. Tingkatkan Pengetahuan tentang Hubungan dan Pernikahan Ketakutan sering kali muncul karena ketidaktahuan.
Untuk itu, memperluas wawasan tentang apa yang terjadi dalam kehidupan pernikahan bisa sangat membantu. Pelajari dasar-dasar yang penting seperti: Cara mengelola konflik Pengelolaan keuangan bersama Komitmen jangka panjang Pembagian peran dalam keluarga Pola asuh anak Mengikuti kelas pra-nikah atau seminar tentang pernikahan juga bisa memberikan perspektif dan kesiapan emosional yang lebih baik.