RT Fondasi Negara, Sosiolog UIN Tatan : Kalau RT Lemah, Negara Pun Bisa Rapuh
- Ajat Nicko
Bogor –Peran Rukun Tetangga (RT) dalam kehidupan sosial masyarakat ternyata jauh lebih penting dari yang kerap dibayangkan. Menurut Sosiolog Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Tantan Hermansah, RT bukan sekadar unit administratif terkecil, tetapi fondasi penting dalam menjaga kekuatan negara.
“Negara itu disokong oleh masyarakat, masyarakat disokong komunitas, komunitas disokong kelompok, kelompok disokong keluarga, dan keluarga disokong oleh individu. Nah, RT adalah pengikat kelompok-kelompok kecil warga. Kalau RT kuat, negara bisa kuat. Tapi kalau RT lemah, itu bisa mendestruksi sistem kenegaraan,” ujar Tantan.
Ia menekankan bahwa perhatian negara terhadap RT seharusnya tidak hanya pada jumlah atau kuantitas warga, melainkan pada substansi partisipasi masyarakat yang bisa tumbuh dari unit terkecil tersebut.
Tantan mencontohkan negara-negara besar seperti Jepang, Swedia, Amerika, hingga Inggris yang menaruh isu penguatan keluarga sebagai agenda utama pembangunan bangsa.
“Mereka sadar betul bahwa keluarga adalah sokoguru negara. Kalau keluarga lemah, negara ikut lemah,” jelasnya.
Di Indonesia, kata Tantan, RT seringkali kurang diperhatikan padahal menjadi ujung tombak kesuksesan bernegara. “Kalau RT sukses, warganya peduli dan partisipatif, maka pada level negara pun akan kuat. Tapi kalau RT abai, jangan heran kalau kewargaan di tingkat negara juga rapuh,” paparnya.
Karena itu, ia menilai pemilihan Ketua RT bukan sekadar urusan administratif, melainkan bentuk nyata kepedulian warga terhadap bangsa. “Kita jangan hanya merasa penting nyoblos di level presiden, DPR, atau DPD. Memilih Ketua RT, RW, atau kepala desa juga bentuk partisipasi yang sama pentingnya untuk memperkuat keindonesiaan kita,” pungkasnya.