Curhat Peneliti Soal Penyakit Parasit Pada Komodo Hingga Status Hewan Langka

Ilustrasi komodo./freepik
Sumber :
  • Freepik

NTT, VIVABOGOR - Wisnu, peneliti yang pernah mempelajari penyakit parasit pada komodo menjelaskan lebih dalam mengenai gagasan one health one welfare,. Baginya, itu memadukan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan.

Makan Bergizi Gratis atau Fast Food Gratis? Kritik Pedas Ahli Gizi Dr. Tan Shot Yen pada MBG

Pendekatan ini sangat penting demi jaga keberadaan komodo dimana dampak pariwisata yang berlebihan, pencemaran plastik, serta risiko penyakit zoonosis bisa merusak ekosistem. “Ketika lingkungan tercemar, hewan mangsa komodo seperti rusa dan kerbau juga akan terdampak, yang akhirnya akan memengaruhi rantai makanan komodo,” ucapnya.

“Untuk memastikan kesehatan manusia, maka komodo dan ekosistemnya juga harus terjaga kesehatan,” tegas Wisnu. Lanjutnya, strategi ini tidak hanya memiliki tujuan melindungi spesies, tetapi mencegah penyebaran penyakit antar spesies, sejalan dengan tujuan global seperti

AWS dan PJI Latih Ribuan Siswa Jawa Barat Kuasai AI, SMAN 2 Cibinong Juara Hackathon 2025

Sustainable Development Goals (SDGs) untuk keberagaman hayati. Konservasi komodo sendiri suatu langkah holistik memelihara keseimbangan ekosistem, kesehatan masyarakat, serta warisan budaya Indonesia. “Nasib naga purba ini ada di tangan generasi sekarang dan yang akan datang,” tambah Prof. Wisnu.

Untuk mendukung upaya pelestarian, masyarakat diajak berkontribusi melalui donasi, advokasi, atau melakukan kunjungan wisata yang bertanggungjawab ke Taman Nasional Komodo.

Bupati Bogor Targetkan 3.750 Rumah Tak Layak Huni Direhabilitasi Tahun 2025

Perlu diingat bahwa Pulau Komodo ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tempat tinggal reptil purba terbesar yang masih ada, yaitu Varanus komodoensis. Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), sejak tahun 2021 status spesies ini berubah menjadi terancam punah dan dicantumkan dalam Appendix I Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies Terancam (CITES).

Dengan total populasi yang hanya sekitar 3. 300 ekor, upaya pelestarian komodo perlu kerjasama dari peneliti, pemerintah, warga setempat, dan generasi muda untuk memastikan kelangsungan hidup satwa ini. Ancaman utama berasal dari aktivitas manusia, kerusakan pada habitat, pemecahan habitat, penyakit zoonotik, dan faktor-faktor lain yang saling terkait. Konservasi yang efektif memerlukan pendekatan menyeluruh melalui konsep One Health-One Welfare, etno-konservasi dengan melibatkan komunitas lokal, serta pendidikan yang berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya
img_title