Patung Si Denok, Penunggu Abadi Istana Bogor yang Bikin Penasaran

Istana Bogor
Sumber :
  • nationaalarchief.nl/Nationaal Archief

Bogor, Viva Bogor – Di balik keanggunan Istana Bogor yang dipenuhi pepohonan dan taman-taman luas, tersimpan ratusan karya seni yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa. Di antara 216 patung yang menghiasi istana, ada satu yang selalu menarik perhatian pengunjung, Patung Si Denok.

Ernest Dezentjé, Pelukis Bogor yang Jadi Sahabat Dekat Bung Karno

Patung ini berdiri di sisi kanan gedung utama Istana Bogor, dekat taman teratai. Sosoknya adalah figur perempuan berwajah lembut, digarap dengan detail naturalis khas seniman besar Indonesia, Trubus Soedarsono. Trubus, yang dikenal sebagai pematung realis, pernah menimba ilmu dari maestro seperti Affandi dan Soedjojono. Karyanya kerap menghadirkan kehidupan yang nyata, seolah memberi napas pada benda mati.

 

Puluhan Artefak dan Menhir Kuno Ditemukan di Kota Bogor

Patung Si Denok di Istana Bogor

Photo :
  • Tempo/Lazyra Amadea Hidayat;

Si Denok bukan sekadar hiasan. Patung ini menyimpan cerita unik tentang inspirasi di balik penciptaannya. Menurut informasi, patung ini dibuat atas permintaan dari Presiden Sukarno. Kala itu Sukarno terinspirasi pada patung yang ada di Hongaria. Trubus lalu membuatkan patung ini dengan menggabungkan dua sosok nyata: postur tubuh diambil dari anak pelukis Belanda, Ernest Dezentje, sementara wajahnya terilhami kecantikan seorang gadis, anak pegawai istana. Dari perpaduan itu lahirlah karya seni yang hingga kini masih memikat pandangan. Sukarno memang dikenal gemar mengoleksi karya seni, konon sangat menyukai patung ini.

Cikal Bakal Hansip, Dari Era Hindia-Belanda hingga Jadi Linmas

Tak heran jika Si Denok sering disebut sebagai salah satu koleksi favorit beliau. Kini, Patung Si Denok masih berdiri kokoh, seolah menjadi penjaga setia Istana Bogor. Setiap pengunjung yang datang tidak hanya disuguhi keindahan arsitektur istana dan taman tropisnya, tetapi juga kisah-kisah tersembunyi yang terukir dalam setiap karya seni di dalamnya.

Meski demikian, pengunjung hanya diperbolehkan berfoto dari kejauhan dan tidak diperkenankan mendekat atau menyentuh patung. Si Denok kini menjadi pengingat bahwa seni bukan sekadar soal keindahan visual, melainkan juga rekam jejak budaya, sejarah, dan identitas bangsa yang patut dijaga.