Terjadi Penurunan Drastis Angka Perkawinan, Kemenag Meluncurkan Program Edukasi Beragam
- Yuni Retnowati
Bogor, VIVA Bogor – Pernikahan adalah anjuran dalam agama yang tak boleh diremehkan. Ia mengandung tujuan yang mulia. Bukan hanya sebuah ikatan pribadi. Pernikahan adalah upaya membangkitkan generasi penerus yang kokoh untuk melanjutkan estafet peradaban. Banyak hal yang mendorong angka pernikahan menurun. Paradigma yang salah tentang pernikahan telah membuat usia layak menikah senang menunda pernikahan bahkan ada yang anti menikah. Alasan ekonomi dan melanjutkan karir sering menjadi hal yang diutarakan sebagai penghalang pernikahan.
Menurut Laporan Statistik Indonesia 2024, ada tren penurunan jumlah perkawinan yang signifikan dalam enam tahun terakhir. Namun, penurunan paling drastis terjadi dalam tiga tahun terakhir. Dari tahun 2021 hingga 2023, angka pernikahan di Indonesia menyusut sebanyak 2 juta.
Tren ini terjadi hampir di semua daerah DKI Jakarta, misalnya, yang mengalami penurunan di angka nyaris 4 ribu. Sementara di Jawa Barat penurunan terjadi nyaris hingga 29 ribu. Kondisi yang sama juga terjadi di provinsi padat penduduk lainnya seperti Jawa Tengah yang menyusut hingga 21 ribu dan Jawa Timur yang menurun hingga 13 ribu.
Meskipun jumlah penduduk usia nikah (20-35 tahun) tinggi, tren pernikahan mengalami penurunan di Indonesia. Oleh karenanya Kemenang menargetkan angka 2,5 juta pernikahan di tahun 2025. Target ini akan dicapai melalui program Bimbingan Teknis (Bimtek) Influencer Keluarga Sakinah untuk mendorong peningkatan kesadaran pernikahan. Bekerja sama dengan para influencer dipercaya akan meningkatkan perhatian akan konten-konten yang akan dibuat.