Menjaga Niat: Umroh dan Haji sebagai Ibadah, Bukan Wisata Religi
- AI Generated / Dok. AI via Gemini
Bogor, VIVA Bogor – Umroh dan haji adalah ibadah agung yang menjadi impian setiap Muslim. Namun, di era sekarang, perjalanan suci ini sering bergeser makna, seolah hanya menjadi wisata religi atau ajang pamer atau riya.
Umroh dan Haji: Panggilan, Bukan Liburan
Allah SWT berfirman:
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS. Al-Baqarah: 196)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa tujuan utama haji dan umroh adalah karena Allah, bukan karena alasan duniawi.
5 Langkah Menjaga Niat dan Hati Tetap Ikhlas
Tanya diri sendiri, untuk siapa perjalanan ini?
Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Perbanyak doa sejak persiapan
Mintalah agar Allah menjaga hati dari riya dan pamer.Pahami makna setiap rukun
Dengan tahu arti tawaf, sa’i, atau wukuf, hati tidak mudah terlena pada hal yang tidak penting.Kurangi ekspos berlebihan
Foto boleh, tapi jangan sampai menggeser niat. Ingat, Allah melihat isi hati, bukan feed media sosial kita.Jaga syukur, hindari kesombongan
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)
Meneguhkan Hati di Tanah Suci
Gunakan waktu di Makkah dan Madinah untuk memperbanyak dzikir, doa, dan membaca Al-Qur’an.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. Bukhari & Muslim)
Janji ini cukup menjadi pengingat agar kita tidak teralihkan pada hal-hal duniawi.
Doa Singkat Sebelum Berangkat Umroh dan Haji
اللّهُمَّ اجْعَلْ حَجِّي مَبْرُوْرًا، وَسَعْيِي مَشْكُوْرًا، وَذَنْبِي مَغْفُوْرًا، وَعَمَلِي صَالِحًا مَقْبُوْلًا
Latin:
Allahumma aj‘al ḥajjī mabrūran, wa sa‘yī masykūran, wa dzanbī maghfūran, wa ‘amalī shāliḥan maqbūlan.
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah hajiku haji yang mabrur, sa’iku sa’i yang penuh syukur, dosaku Engkau ampuni, dan amalanku Engkau terima sebagai amal shalih.”
Doa Agar Dijaga dari Riya dan Pamer
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا وَأَنَا أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
Latin:
Allāhumma innī a‘ūdzu bika an usyrika bika syai’an wa anā a‘lamu, wa astaghfiruka limā lā a‘lamu.
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani)
Penutup
Umroh dan haji adalah perjalanan hati, bukan wisata religi. Dengan niat lurus, doa yang dipanjatkan, dan hati yang dijaga dari riya, insyaAllah perjalanan ini menjadi amal yang diterima Allah SWT dan bekal menuju surga. Wallaahu'alam.