Sikap Seorang Muslim Saat Terkena Musibah
Bogor –Dengan sikap seorang Muslim seperti sabar dan ridha terhadap musibah berubah dari penderitaan menjadi ladang pahala dan jalan menuju kedekatan dengan Allah.
Selain itu, sikap seorang muslim saat terkena musibah adalah berbaik sangka kepada Allah, menjaga lisan, berdoa hingga musibah dianggap pengingat memperbaiki diri.
Musibah sendiri bisa berupa kehilangan, sakit, bencana, hingga bentuk kesulitan lainnya. Allah memberikan musibah sebagai bagian dari ujian Allah kepada hamba-Nya.
Seperti baru-baru ini terjadi pada sosok driver ojek online bernama Abdul Hakim menjadi korban penipuan penumpang offline yang membawa kabur sepeda motor miliknya. Kejadian yang memilukan ini viral di media sosial setelah dibagikan oleh akun Instagram @ariparikesit pada Selasa (2/9).
Lalu, sekarang, simak sederet sikap seorang Muslim saat tengah menghadapi musibah.
1. Baik Sangka kepada Allah (Husnuzan)
Musibah bisa jadi penghapus dosa, pengangkat derajat, atau jalan menuju kebaikan yang lebih besar.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang muslim ditimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, gangguan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dosa-dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Sabar dan Ridha
Allah berfirman:
“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155).
Sabar itu menahan diri dari keluh kesah berlebihan dan tetap yakin pada ketetapan Allah. Ridha itu menerima lapang hati semua takdir-Nya.
3. Banyak Berdoa dan Memohon Pertolongan
Seorang muslim harus mendekat kepada Allah melalui doa, zikir, dan shalat. Melalui berdoa, hati jadi tenang dan yakin Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya (QS. Al-Baqarah: 286).
4. Ucapkan Istirja’ (Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un)
Rasulullah ﷺ mengajarkan saat terkena musibah, seorang muslim hendaknya mengucapkan:
“Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali.”
Kalimat ini mengingatkan, segala sesuatu milik Allah dan akan kembali kepada-Nya
5. Introspeksi Diri dan Perbaiki Amal
Musibah bisa jadi peringatan agar manusia lebih dekat kepada Allah dan memperbaiki diri. Maka, musibah bukan sekadar kesedihan, tapi jalan menuju peningkatan iman.
6. Menjaga Lisan dan Sikap
Seorang muslim dilarang meratap, mengeluh berlebihan, atau menyalahkan takdir. Rasulullah ﷺ bersabda: “Bukanlah termasuk golongan kami orang yang menampar-nampar pipi, merobek-robek baju, dan menyeru dengan seruan jahiliyah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
7. Tetap Optimis dan Berharap Pertolongan Allah
Yakin bahwa setiap kesulitan ada jalan keluarnya (QS. Asy-Syarh: 5–6). Melalui suatu keyakinan ini, seorang muslim tetap tegar dan tidak putus asa
Bogor –Dengan sikap seorang Muslim seperti sabar dan ridha terhadap musibah berubah dari penderitaan menjadi ladang pahala dan jalan menuju kedekatan dengan Allah.
Selain itu, sikap seorang muslim saat terkena musibah adalah berbaik sangka kepada Allah, menjaga lisan, berdoa hingga musibah dianggap pengingat memperbaiki diri.
Musibah sendiri bisa berupa kehilangan, sakit, bencana, hingga bentuk kesulitan lainnya. Allah memberikan musibah sebagai bagian dari ujian Allah kepada hamba-Nya.
Seperti baru-baru ini terjadi pada sosok driver ojek online bernama Abdul Hakim menjadi korban penipuan penumpang offline yang membawa kabur sepeda motor miliknya. Kejadian yang memilukan ini viral di media sosial setelah dibagikan oleh akun Instagram @ariparikesit pada Selasa (2/9).
Lalu, sekarang, simak sederet sikap seorang Muslim saat tengah menghadapi musibah.
1. Baik Sangka kepada Allah (Husnuzan)
Musibah bisa jadi penghapus dosa, pengangkat derajat, atau jalan menuju kebaikan yang lebih besar.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang muslim ditimpa kelelahan, penyakit, kesedihan, gangguan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dosa-dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Sabar dan Ridha
Allah berfirman:
“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155).
Sabar itu menahan diri dari keluh kesah berlebihan dan tetap yakin pada ketetapan Allah. Ridha itu menerima lapang hati semua takdir-Nya.
3. Banyak Berdoa dan Memohon Pertolongan
Seorang muslim harus mendekat kepada Allah melalui doa, zikir, dan shalat. Melalui berdoa, hati jadi tenang dan yakin Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya (QS. Al-Baqarah: 286).
4. Ucapkan Istirja’ (Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un)
Rasulullah ﷺ mengajarkan saat terkena musibah, seorang muslim hendaknya mengucapkan:
“Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami kembali.”
Kalimat ini mengingatkan, segala sesuatu milik Allah dan akan kembali kepada-Nya
5. Introspeksi Diri dan Perbaiki Amal
Musibah bisa jadi peringatan agar manusia lebih dekat kepada Allah dan memperbaiki diri. Maka, musibah bukan sekadar kesedihan, tapi jalan menuju peningkatan iman.
6. Menjaga Lisan dan Sikap
Seorang muslim dilarang meratap, mengeluh berlebihan, atau menyalahkan takdir. Rasulullah ﷺ bersabda: “Bukanlah termasuk golongan kami orang yang menampar-nampar pipi, merobek-robek baju, dan menyeru dengan seruan jahiliyah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
7. Tetap Optimis dan Berharap Pertolongan Allah
Yakin bahwa setiap kesulitan ada jalan keluarnya (QS. Asy-Syarh: 5–6). Melalui suatu keyakinan ini, seorang muslim tetap tegar dan tidak putus asa