Warga Purasari dan Purwabakti Cemas, Gempa Susulan Paksa Tidur di Tenda

Warga tidur di tenda
Sumber :

Bogor, VIVA Bogor – Ketakutan kini menjadi keseharian warga Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, dan Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Sejak Jumat (19/9/2025), getaran demi getaran gempa kecil terus menghantui hingga puncaknya terjadi pada Sabtu (20/9/2025) malam.

 

Eti, warga Kampung Bunisari RT 04/10, mengaku tak lagi berani tidur di dalam rumah. Ia bersama keluarganya memilih bermalam di teras demi berjaga-jaga dari guncangan susulan.

“Dua malam pak tidur di depan rumah, warga juga ada yang di tenda,” tutur Eti, Senin (22/9/2025).

 

Rumah Rusak

Photo :
  • -

 

Hal serupa disampaikan Jujuh Komara (67), Ketua RT setempat. Ia menyebut, fenomena gempa bukanlah hal baru. Getaran pernah dirasakan pada 2023, lalu kembali lebih keras pada Desember 2024 yang berlangsung hingga tiga hari berturut-turut.

“Dan sekarang, terjadi kemarin saja malam Minggu sekitar 27 kali getaran,” ungkap Jujuh dengan nada cemas.

 

Kini warga merasa hidup dalam ketidakpastian. Di tengah rumah-rumah yang retak, tidur tak lagi nyenyak, sementara tenda darurat menjadi satu-satunya tempat berlindung. Derita yang mereka alami menegaskan bahwa bencana bukan hanya soal bangunan yang rusak, tetapi juga rapuhnya rasa aman yang setiap hari dipertaruhkan.

 

Sementara itu, pemerintah mulai bergerak. BPBD Kabupaten Bogor mendirikan posko darurat di Madrasah Diniyah Tarbiyatul Atfal, Kampung Cianten, Desa Purasari. Berdasarkan data yang dihimpun, sedikitnya 127 rumah dan dua mushola mengalami kerusakan akibat gempa.

“Yang terdampak rumah rusak 127, dan dua mushola,” jelas anggota BPD Desa Purasari, Dadi Suryadi, Senin (22/9/2025).

 

Kapolsek Leuwiliang, Kompol Maryanto, yang meninjau lokasi, memastikan tidak ada korban jiwa. Namun, gempa susulan membuat warga enggan kembali ke rumah.

“127 rumah, satu rusak berat, dan korban jiwa nihil. Karena adanya gempa susulan, warga mendirikan tenda di beberapa titik,” ujarnya.

 

Kini sejumlah tenda darurat berdiri di sekitar posko dan area terbuka permukiman warga. Rasa was-was masih menyelimuti, sementara masyarakat hanya bisa berharap agar gempa segera mereda.*