Aliansi BEM Se-Bogor Kecam Tindakan Represif Aparat dalam Aksi di Istana Bogor
Aliansi BEM Se- Bogor Demo di istana Bogor
- -
BOGOR - Aliansi BEM Se-Bogor mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian dalam aksi bertajuk “Bogor Melawan” yang digelar di depan Istana Bogor, pada hari Kamis (28/8/2025). Aksi ini berakhir ricuh setelah aparat berupaya membatasi gerak mahasiswa.
Sejumlah mahasiswa melaporkan mengalami tindak kekerasan fisik, termasuk pemukulan dan benturan dengan aparat saat massa aksi mencoba mendekat ke area Istana.Salah satu peserta aksi bahkan mengalami luka di wajah akibat gesekan dengan aparat.
Aliansi BEM Se-Bogor menilai tindakan aparat tersebut sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak konstitusional warga negara dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Padahal, demonstrasi merupakan sarana sah untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
“Kami menegaskan, tindakan represif terhadap mahasiswa adalah bentuk pengkhianatan terhadap prinsip demokrasi. Aparat seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan justru melakukan intimidasi dan kekerasan,” tegas Koordinator BEM se-Bogor, Indra.
Atas insiden tersebut, BEM Se-Bogor menyampaikan beberapa sikap:
1.Mengecam segala bentuk kekerasan aparat terhadap mahasiswa dan masyarakat sipil.
2.Mendesak Kapolri dan Kapolda Jawa Barat untuk mengusut tuntas tindakan represif aparat di lapangan.
3.Menuntut pemerintah menjamin kebebasan berekspresi dan hak menyampaikan pendapat sesuai amanat UUD 1945.
Aliansi BEM se-Bogor menegaskan aksi akan terus berlanjut jika pemerintah dan aparat tidak memberikan jaminan perlindungan bagi kebebasan demokrasi.
“Luka yang dialami kawan-kawan kami adalah bukti bahwa demokrasi di negeri ini sedang sakit. Kami tidak akan diam, kami akan terus melawan hingga kemerdekaan sejati benar-benar dirasakan rakyat,” tutup Indra
Aliansi BEM Se- Bogor Demo di istana Bogor
- -
BOGOR - Aliansi BEM Se-Bogor mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian dalam aksi bertajuk “Bogor Melawan” yang digelar di depan Istana Bogor, pada hari Kamis (28/8/2025). Aksi ini berakhir ricuh setelah aparat berupaya membatasi gerak mahasiswa.
Sejumlah mahasiswa melaporkan mengalami tindak kekerasan fisik, termasuk pemukulan dan benturan dengan aparat saat massa aksi mencoba mendekat ke area Istana.Salah satu peserta aksi bahkan mengalami luka di wajah akibat gesekan dengan aparat.
Aliansi BEM Se-Bogor menilai tindakan aparat tersebut sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak konstitusional warga negara dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Padahal, demonstrasi merupakan sarana sah untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
“Kami menegaskan, tindakan represif terhadap mahasiswa adalah bentuk pengkhianatan terhadap prinsip demokrasi. Aparat seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan justru melakukan intimidasi dan kekerasan,” tegas Koordinator BEM se-Bogor, Indra.
Atas insiden tersebut, BEM Se-Bogor menyampaikan beberapa sikap:
1.Mengecam segala bentuk kekerasan aparat terhadap mahasiswa dan masyarakat sipil.
2.Mendesak Kapolri dan Kapolda Jawa Barat untuk mengusut tuntas tindakan represif aparat di lapangan.
3.Menuntut pemerintah menjamin kebebasan berekspresi dan hak menyampaikan pendapat sesuai amanat UUD 1945.
Aliansi BEM se-Bogor menegaskan aksi akan terus berlanjut jika pemerintah dan aparat tidak memberikan jaminan perlindungan bagi kebebasan demokrasi.
“Luka yang dialami kawan-kawan kami adalah bukti bahwa demokrasi di negeri ini sedang sakit. Kami tidak akan diam, kami akan terus melawan hingga kemerdekaan sejati benar-benar dirasakan rakyat,” tutup Indra