Keluhan Perut Begah Disangka Asam Lambung, Wanita Muda Ini Ternyata Alami Endometriosis
Bogor – Rasa begah, perut kembung, hingga nyeri sering kali dianggap sebagai keluhan ringan dan dikaitkan dengan gangguan asam lambung atau masuk angin. Namun, pengalaman seorang wanita muda asal Jakarta bernama Vya membuka mata banyak orang bahwa gejala tersebut bisa menandakan kondisi medis yang jauh lebih serius: endometriosis.
Dalam sebuah video yang viral di TikTok, Vya membagikan kisahnya. Ia mengaku kerap merasa perutnya penuh gas setiap hari. Meski sudah mencoba berbagai cara seperti minum air hangat hingga konsumsi obat herbal, keluhannya tak kunjung reda. Gejala makin memburuk menjelang siklus haid.
Dua hari sebelum menstruasi, rasa sakit mulai terasa hebat dan mencapai puncaknya pada hari pertama dan kedua. "Nyeri luar biasa dan darah haid sangat banyak, saya bisa mengganti pembalut panjang berkali-kali dalam sehari," ujarnya. Meskipun keluhan mereda beberapa hari setelah haid, siklus ini terus berulang setiap bulan.
Bahkan, rasa nyeri yang semakin parah membuat Vya beberapa kali harus dilarikan ke UGD karena obat pereda nyeri tak lagi efektif. Melihat kondisi tak kunjung membaik, Vya akhirnya memeriksakan diri ke dokter umum dan dirujuk ke spesialis kandungan. Pemeriksaan USG mengarah pada dugaan endometriosis.
Setelah konsultasi lebih lanjut dengan beberapa dokter obgyn di berbagai rumah sakit, diagnosa tersebut pun dikonfirmasi. Endometriosis adalah penyakit kronis di mana jaringan mirip lapisan rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, saluran tuba, atau area lain di sekitar panggul. Gejalanya mencakup nyeri haid yang hebat, nyeri panggul, gangguan kesuburan, dan kadang disertai keluhan seperti mual, kelelahan, atau masalah pencernaan.
Pengalaman Vya menjadi pengingat penting bahwa tidak semua nyeri perut dan kembung berkaitan dengan lambung. Jika gejala berlangsung lama, memburuk, dan tidak membaik dengan penanganan umum, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Penanganan dini dapat membantu mencegah komplikasi dan memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi penderita. Hingga kini, Vya masih menjalani pengobatan dan pemantauan rutin untuk mengendalikan kondisinya agar tidak berkembang lebih parah.