Krisis Material dan Anggaran, Proyek Infrastruktur di Gunungsindur Berhenti Berjalan
- Istimewa
Kabupaten Bogor, VIVA Bogor – Sejumlah proyek pembangunan dan rekonstruksi jalan yang ditangani Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor terpaksa berhenti beroperasi. Para pelaksana proyek mengaku kesulitan melanjutkan pekerjaan karena krisis material, lonjakan harga bahan bangunan, serta pencairan anggaran yang tak kunjung turun.
Harun, salah satu mandor lapangan di wilayah Gunungsindur, menyampaikan bahwa hampir sebulan pekerjaan dihentikan sementara. Selain keterlambatan pencairan anggaran termin pertama, material yang dibutuhkan untuk pekerjaan proyek juga semakin sulit didapat.
“Sudah hampir sebulan off. Klaim anggaran belum cair, material makin langka, harga juga naik terus,” ujar Harun, Jumat 14 November 2025.
Meski progres proyek telah mencapai 70 persen, Harun mengatakan perusahaan kontraktor tidak lagi mendapatkan uang muka sebagaimana sebelumnya.
“Setahu saya, uang muka untuk proyek tender sudah dua tahun ini dihapus PUPR. Sekarang malah terhambat pencairan termin pertama,” jelasnya.
Ia menambahkan, meski pekerjaan berhenti, biaya operasional seperti uang makan dan harian pekerja tetap harus ditanggung kontraktor sehingga semakin memberatkan kondisi finansial di lapangan.
“Kendala lengkap pokoknya. Tidak ada DP, material susah dan makin mahal, anggaran termin satu juga belum bisa cair,” keluhnya.
Kesulitan serupa dialami oleh proyek rekonstruksi jalan lain di kawasan Gunungsindur. Zen, seorang mandor proyek, mengatakan bahwa sejak penutupan galian tambang di Rumpin dan Cigudeg, pasokan material semakin terbatas.
“Iya bang, banyak kendala. Material susah dan harganya naik terus. Setelah tambang ditutup, kami terpaksa beli dari Cilegon. Biaya angkut jadi lebih mahal,” ungkap Zen.
Zen menyebut, pekerjaannya juga terhenti karena anggaran termin pertama belum cair, sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan aktivitas di lapangan.
“Sekarang off dulu. Termin satu belum cair, jadi otomatis menghambat progres pekerjaan,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, redaksi belum mendapatkan tanggapan resmi dari Dinas PUPR Kabupaten Bogor terkait berbagai kendala tersebut. Namun berdasarkan pantauan lapangan, sejumlah proyek di Gunungsindur tampak tidak menunjukkan aktivitas pekerja.