Apel Siaga Tanggap Bencana 2025: Polres Bogor Siagakan 3.000 Personel di 40 Kecamatan
- Istimewa
Kabupaten Bogor, VIVA Bogor – Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Forkopimda dan unsur terkait menggelar Apel Gelar Pasukan Siaga Tanggap Bencana 2025 di Lapangan Tegar Beriman, Rabu, 5 November 2025. Kegiatan ini menjadi bentuk kesiapsiagaan bersama dalam menghadapi potensi bencana alam di wilayah Bogor.
Apel ini diikuti ribuan peserta dari Polres Bogor, TNI, BPBD, relawan, hingga unsur pemerintahan daerah. Tujuannya memastikan kesiapan sumber daya manusia, peralatan, serta koordinasi lintas instansi dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi di musim hujan.
Secara nasional, kegiatan serupa juga dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan pentingnya sinergi antara TNI, Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat agar penanganan bencana berjalan cepat dan terarah.
Dalam kesempatan tersebut, para relawan tanggap bencana menerima rompi khusus sebagai simbol penghargaan atas dedikasi mereka di lapangan. Rompi ini juga memudahkan identifikasi dan koordinasi ketika terjadi situasi darurat.
Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardi Lestanto menjelaskan, sekitar 3.000 personel gabungan disiagakan di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor. Mengingat wilayah yang luas dan jumlah penduduk lebih dari lima juta jiwa, diperlukan sistem komunikasi dan koordinasi yang kuat untuk penanganan bencana yang cepat dan efisien.
“Setiap Polres dan Polsek akan dilengkapi posko tanggap bencana yang terhubung langsung dengan call center daerah, sehingga laporan masyarakat bisa segera direspons secara cepat dan tepat,” ujar AKBP Wikha.
Ia menambahkan, sarana dan prasarana penanganan bencana di Kabupaten Bogor akan terus ditingkatkan, terutama peralatan pemadam kebakaran dan evakuasi darurat.
Sementara itu, Bupati Bogor Rudy Susmanto menilai apel ini sebagai momentum memperkuat kolaborasi lintas sektor. Menurutnya, sebagian besar wilayah Bogor berpotensi bencana, khususnya banjir dan tanah longsor.
“Usai apel ini, kami bersama Forkopimda akan menanam hutan organik di Megamendung sebagai langkah konkret menjaga lingkungan dan mencegah banjir,” tutur Rudy.
Kegiatan ini diharapkan memperkuat koordinasi dan kesiapsiagaan semua pihak agar penanganan bencana di lapangan bisa dilakukan lebih cepat, tepat sasaran, dan berdampak langsung bagi keselamatan masyarakat.